Peradaban Manusia Langit

Partai politik di negeri ini tak ubahnya seperti kerajaan. Pucuk pimpinanya adalah ratu, mewarisi kedudukan itu dari kedua orang tuanya, dan orang tuanya mewariskan posisi itu ke anak – anaknya? Lantas orang – orang di sekitanya adalah keluarga dekat, kerabat , sanak famili, yang bisa merangsek ke posisi penting tanpa harus susah payah meniti karier politik. Apa kata ratu, semua anggota harus dengar. Apa kata ratu semua anggota harus tunduk. Omong kosong semua kongres musyawarah, rapat dan sebagainya. Omong kosong Ratu adalah segalanya, diatas seluruh suara anggota partai. Ini membingungkan”  Darwis Tere Liye dalam novel Negeri di Ujung Tanduk

Dewasa kini, kehidupan manusia makin tak karuan. Manusia makin indiviualis, kapitalis dan hedonis. Apalagi dimasa masa sekarang ini. Masa masa dimana para kandidat wakil rakyat mulai melancarkan amunisi amunisi di depan rakyat dan simpatisan dengan bisnis omong kosongnya. Ya, sekarang tanggal 09/04/2014. Kegiatan rutin lima tahun  sekali yang biasa disebut pesta demokrasi ini menjadi momen – momen penting bagi sebagian orang. Terutama petinggi petinggi partai. Sebelum hari ini tiba, mereka  sibuk menjual bisnis omong  kosong di depan panggung, diseling dengan hiburan penyanyi mulai dari kelas lokal sampai artis artis ternama negeri ini. Tak sedikit dari artis itu yang mengganti lirik nya dengan slogan partai, bahkan ada artis yg mencalonkan diri jadi caleg itu sendiri.  juga ada yang memperagakan pencoblosan dengan paku raksasa dan gambar partai yang juga raksasa di depan umum sampai dan media massa nasional. Tak lupa konvoi adu knalpot  yang menjadi polusi suara karena desibel nya melampaui Nilai Ambang Batas . 

Sungguh, pesta demokarasi ini apakah tidak berlebihan?. Atau hanya sekedar acara rutin lima tahunan untuk mengisi waktu luang?.
 Hari ini suara – suara rakyat itu di pungut. Puluhan nama caleg di berbagai tingkat berjajar membawa bendera partainya masing – masing. Namun adakah dari jajaran nama – nama tersebut yang masih termasuk dalam label manusia langit?  Oi.. oi.. memangnya siapa yang memberi label manusia langit? Haha. Itu hanyalah ungkapan yang sering digunakan oleh aktivis dakwah kampus untuk spesies menusia yang masih setia dengan cara yang suci. Back to topik, jadi sebenarnya dari nama – nama caleg yang sebagian tidak aku kenal itu adakah yang masih membawa misi manusia langit? Misi dimana ketika yang lain menipu ia jujur, ketika yg lain korupsi ia malah tak mengambil sepeserpun gajinya, ketika yg lain sibuk mengaet para kolega untuk memperkaya diri ia malah turun ke jalanan mendengarkan keluh kesah rakyatnya orang –orang yang berdiri perkasa si depan  membela kebenaran dan keadilan , masih adakah pemimpin berkepribadian  manusia langit? Saya sebagai penulis sangat percaya masih ada sebagian orang yang peduli. Hanya saja perbandingan dengan manusia yang tidak peduli terlalu jauh.
Jangan hanya mengharab orang lain untuk menjadi pemimpin, tapi kita! Kita yang akan menjadi menusia langit itu. Dimulai dari hal – hal kecil yg bisa kita lakukan. Seperti tidak mencontek, terus memelihara kejujuran apapun yang terjadi, melakukan hal hal kecil dengan tulus, melihat kedilan dengankacamata yang benar,  karena dengan hal – hal kecil itu akan tiba masanya orang – orang terbaik datang, bahu membahu dalam kebaikan. Akan tiba masanya orang – orang dengan kehormatan lahir, yang memilih jalan suci penuh kemuliaan. Kitalah orang itu, kita yang akan memulainya, lalu biarkan diri kita menjadi teladan dan contoh bagi orang – orang yang mengerti untuk membangun peradaban manusia langit.

Ditulis oleh: Safety Berhijab

Peradaban Manusia Langit

Partai politik di negeri ini tak ubahnya seperti kerajaan. Pucuk pimpinanya adalah ratu, mewarisi kedudukan itu dari kedua orang tuanya, dan orang tuanya mewariskan posisi itu ke anak – anaknya? Lantas orang – orang di sekitanya adalah keluarga dekat, kerabat , sanak famili, yang bisa merangsek ke posisi penting tanpa harus susah payah meniti karier politik. Apa kata ratu, semua anggota harus dengar. Apa kata ratu semua anggota harus tunduk. Omong kosong semua kongres musyawarah, rapat dan sebagainya. Omong kosong Ratu adalah segalanya, diatas seluruh suara anggota partai. Ini membingungkan”  Darwis Tere Liye dalam novel Negeri di Ujung Tanduk

Dewasa kini, kehidupan manusia makin tak karuan. Manusia makin indiviualis, kapitalis dan hedonis. Apalagi dimasa masa sekarang ini. Masa masa dimana para kandidat wakil rakyat mulai melancarkan amunisi amunisi di depan rakyat dan simpatisan dengan bisnis omong kosongnya. Ya, sekarang tanggal 09/04/2014. Kegiatan rutin lima tahun  sekali yang biasa disebut pesta demokrasi ini menjadi momen – momen penting bagi sebagian orang. Terutama petinggi petinggi partai. Sebelum hari ini tiba, mereka  sibuk menjual bisnis omong  kosong di depan panggung, diseling dengan hiburan penyanyi mulai dari kelas lokal sampai artis artis ternama negeri ini. Tak sedikit dari artis itu yang mengganti lirik nya dengan slogan partai, bahkan ada artis yg mencalonkan diri jadi caleg itu sendiri.  juga ada yang memperagakan pencoblosan dengan paku raksasa dan gambar partai yang juga raksasa di depan umum sampai dan media massa nasional. Tak lupa konvoi adu knalpot  yang menjadi polusi suara karena desibel nya melampaui Nilai Ambang Batas . 

Sungguh, pesta demokarasi ini apakah tidak berlebihan?. Atau hanya sekedar acara rutin lima tahunan untuk mengisi waktu luang?.
 Hari ini suara – suara rakyat itu di pungut. Puluhan nama caleg di berbagai tingkat berjajar membawa bendera partainya masing – masing. Namun adakah dari jajaran nama – nama tersebut yang masih termasuk dalam label manusia langit?  Oi.. oi.. memangnya siapa yang memberi label manusia langit? Haha. Itu hanyalah ungkapan yang sering digunakan oleh aktivis dakwah kampus untuk spesies menusia yang masih setia dengan cara yang suci. Back to topik, jadi sebenarnya dari nama – nama caleg yang sebagian tidak aku kenal itu adakah yang masih membawa misi manusia langit? Misi dimana ketika yang lain menipu ia jujur, ketika yg lain korupsi ia malah tak mengambil sepeserpun gajinya, ketika yg lain sibuk mengaet para kolega untuk memperkaya diri ia malah turun ke jalanan mendengarkan keluh kesah rakyatnya orang –orang yang berdiri perkasa si depan  membela kebenaran dan keadilan , masih adakah pemimpin berkepribadian  manusia langit? Saya sebagai penulis sangat percaya masih ada sebagian orang yang peduli. Hanya saja perbandingan dengan manusia yang tidak peduli terlalu jauh.
Jangan hanya mengharab orang lain untuk menjadi pemimpin, tapi kita! Kita yang akan menjadi menusia langit itu. Dimulai dari hal – hal kecil yg bisa kita lakukan. Seperti tidak mencontek, terus memelihara kejujuran apapun yang terjadi, melakukan hal hal kecil dengan tulus, melihat kedilan dengankacamata yang benar,  karena dengan hal – hal kecil itu akan tiba masanya orang – orang terbaik datang, bahu membahu dalam kebaikan. Akan tiba masanya orang – orang dengan kehormatan lahir, yang memilih jalan suci penuh kemuliaan. Kitalah orang itu, kita yang akan memulainya, lalu biarkan diri kita menjadi teladan dan contoh bagi orang – orang yang mengerti untuk membangun peradaban manusia langit.

Ditulis oleh: Safety Berhijab