Aku Memang Wanita Biasa



Setiap malam aku bersila di depanmu , memegang Al Qur’an . memuroja’ah hafalan sembari kau mengkoreksi bacaan yang salah. Setiap hari aku mencium tanganmu, meminta ridho atas setiap langkahku. Setiap saat aku selalu kau ingatkan untuk tetap lurus apapun yang terjadi. Setiap sepertiga malam kau selalu mengimamiku dengan khusyuk penuh cinta mengharap ke mustajaban do’a. Setiap hari aku selalu mendampingimu belajar,bekerja, menghasilkan karya – karya terbaik demi umat. Setiap hari aku yang menyiapkan makan mu di pagi dan sore hari.  Setiap hari kau yg menjagaku dengan do’a – do’a dalam  sujud panjangmu. Setiap hari aku yang akan menjadi tempat pengusir lelah dan penopang dikala kehidupanmu terasa berat, setiap saat aku yang memberi warna dikala hidupmu terasa monoton dan begitu2 saja. Setiap hari aku yang merawat anak – anakmu, memandikanya, mendidiknya , mengantarkanya kesekolah dan mencium keningnya ketika mereka tidur. Aku ingin kehidupan itu.

Sahabat



Sudah sejatikah persahabatan kita?
Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Dialah ladang hatimu, yang dengan kasih kau taburi dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih. Kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan, dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian. Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa (Kahlil Gibran)








Sudahkah kita temukan satu sahabat sejati kita ? Beruntunglah jika kita bisa setidaknya mempunyai satu sahabat sejati yang selalu ada disaat gembira ataupun berduka, karena jujur, kita mungkin merasakan indahnya persahabatan sejati setelah memiliki sahabat yang tanpa kita sadari telah sejak lama menjadi sahabat sejati kita .

Aku Memang Wanita Biasa



Setiap malam aku bersila di depanmu , memegang Al Qur’an . memuroja’ah hafalan sembari kau mengkoreksi bacaan yang salah. Setiap hari aku mencium tanganmu, meminta ridho atas setiap langkahku. Setiap saat aku selalu kau ingatkan untuk tetap lurus apapun yang terjadi. Setiap sepertiga malam kau selalu mengimamiku dengan khusyuk penuh cinta mengharap ke mustajaban do’a. Setiap hari aku selalu mendampingimu belajar,bekerja, menghasilkan karya – karya terbaik demi umat. Setiap hari aku yang menyiapkan makan mu di pagi dan sore hari.  Setiap hari kau yg menjagaku dengan do’a – do’a dalam  sujud panjangmu. Setiap hari aku yang akan menjadi tempat pengusir lelah dan penopang dikala kehidupanmu terasa berat, setiap saat aku yang memberi warna dikala hidupmu terasa monoton dan begitu2 saja. Setiap hari aku yang merawat anak – anakmu, memandikanya, mendidiknya , mengantarkanya kesekolah dan mencium keningnya ketika mereka tidur. Aku ingin kehidupan itu.

Sahabat



Sudah sejatikah persahabatan kita?
Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Dialah ladang hatimu, yang dengan kasih kau taburi dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih. Kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan, dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian. Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa (Kahlil Gibran)








Sudahkah kita temukan satu sahabat sejati kita ? Beruntunglah jika kita bisa setidaknya mempunyai satu sahabat sejati yang selalu ada disaat gembira ataupun berduka, karena jujur, kita mungkin merasakan indahnya persahabatan sejati setelah memiliki sahabat yang tanpa kita sadari telah sejak lama menjadi sahabat sejati kita .