“mbak,, mbak,
udah mandi belom. Dicariin ibu kos disuruh kesana”
“ya mbak”
Lebaran taun ini
benar benar berbeda, pandemi yang melanda umat manusia membua kita terpaksa
dirumah aja, atau di kosan aja bagi anak rantau.
Bertiga, malam
takbiran kami habiskan untuk nonton film bersama dikamarku. Demi membunuh
kesepian kami pakai speaker sambil ngobrol ngalor ngidul.
tak ada lagi takbiran dengan parade obor, tak ada lagi sholat Ied di lapangan, Bahkan tak ada lagi pulang kampung.
tak ada lagi takbiran dengan parade obor, tak ada lagi sholat Ied di lapangan, Bahkan tak ada lagi pulang kampung.
Inilah kondisi
tidak ideal yang harus kita hadapi. Lebaran di kosan aja. Sudah jauh jauh hari mengkondisikan
hati untuk menghadapi situasi yang tidak ideal ini, tiba tiba ibu mengirim
voice message dari kampung,
“Assalamualaikum,
Taqabalallhu minna wa minkum ya Anaku”
“ibuk pake baju
merah ini, kamu dulu yang belikan” (send foto)
Langsung otomatisasi
kelnjar lakrimalis bekerja,
Tess... tes....
Jatuh air mata
yang terasa panas di ujung pelupuk.
Ya Allah,
seperempat abad lamanya hidup, baru pertama kali lebaran dikosan aja. Bersama teman
teman yang juga tidak bisa pulang kampung. Tidak ada Opor, Rendang, Ketupat,
apalagi yg spesial bikinan ibu.
Ada nya kue ulang
tahun yang ngasih ibu kos, wkwkwkwk.
Lalu seketika aku
mengangkat tangan dan Berdoa kepada Rabb Semesta Alam,
“Ya rabb tak apa
jika kami tak berkumpul hari ini, tapi mohon kumpulkan lah kami lagi di Syurga”
Taqballalhu Minna
Wa Minkum, Semoga Allah menerima Amalanku dan Amalanmu.
Semoga Allah mempertemukan kita bersama
ramadhan yang berikutnya dengan amalan yang jauh lebih baik.
Lutfi Dwi
Aristiani
1 syawal 1441 H