Satu Dekade

ijinkan aku bercerita,

sebuah kisah yang mungkin terdengar naif dan tak realistis.


10 tahun lalu, ketika jasad dan rohaniku masih jahiliyah, belum mengecap nikmat nya cahaya Agama.

masuklah ku ke sebuah kisah paling menyenangkan bernama bangku SMA, ketika anak abg begitu antusiasnya memasuki dunia putih abu - abu yang katanya adalah masa paling indah.

3 hari MOS, kujalani dengan susah senang, susah nya masa itu tentu tidak sebanding dengan ujian dimasa tulisan ini dibuat. Aku, seorang siswa biasa yang tidak memiliki kelebihan apapun.. duduk di kelas XD karena penggolongan kelas di kami di urutkan sesuai dengan nilai UN. Kelas XD berada pada rentang 33-34 (rata rata 8 lah).

masa orientasi dimulai, aku duduk di belakang, memakai kalung kardus bertuliskan nama ku dengan rok pendek biru tua dan baju pendek bertuliskan OSIS. tapi ternyata bukan itu poin nya. Ternyata pertemuan itu, adalah saat acara mentoring Perdana, dimana kakak kakak Rohis memperkenalkan bahwa ada sebuah kegiatan semacam Asistensi Agama Islam yang dipandu oleh kakak kakak alumnus SMA yng dulunya juga alumni rohis.

Lalu pembukaan dimulai, seseorang yang dipanggil ananda naik ke atas panggung untuk pelantunan ayat suci.....

sebuah keajaiban Quran, kejahiliahan ku tidak bisa mentameng lembutnya lantunan itu, menusuk, dan merasuk dalam hati... dan suara itu adalah suaramu. 

Ya Suaramu, yang aku tak tau siapa... 

Suaramu mendampak pada ku sampai satu dekade,, 

definisi suara menurut ilmu fisika adalah Perubahan tekanan dalam udara yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak. Ternyata bunyi suara Al Quran 10 tahun lalu mengubah arah hidupku.

Kemudian, setelah detik itu.. aku tak pernah melewatkan apapun yang berasal dari suaramu. Bukan hanya suaramu, tulisan mu, tingkah lakumu, prestasimu, orang - orang yang mendekatimu. Sepertinya aku kecanduan....

Kecanduan ku terhadapmu membuat arah hidupku berubah,,,

AKU,, seorang anak manusia yang pakai celana jins, dengan rambut tebal di kucir satu dan gelang hitam dipergelangan tangan. berubah menjadi perempuan ber rok panjang dengan jilbab tipis dan baju baju yang selalu panjang.

Melodies of life,,, 

and who'ill hear the echoes of stories never told?

Let them ring out loud they unfold

....

10 tahun kemudian....

banyak hal yang kita lewati, aku mencari jalan hidupku, studiku, kehidupan ku, tanpa bisa melihatmu. but still, because of your voice, im learn hard abaout islam, Quraan and Sunnah. 

kereta kehiudpan terus melaju,




silih berganti orang yang duduk disampingku, laki laki, perempuan, kaya-miskin, bujang - tua, dan kereta membawaku pergi jauh kota rantau demi sesuap nasi dan penghidupan. but still,, I hope, the person who will sit beside me, is you,,,

I don't mind waiting for people. Because the longer you wait, when do you meet... You'll be more happy.

i dont know where you are, i have no idea what you do. but i still belive that you can call out my name. because,, a voice from the past, joining yours and mine adding up the layers of harmony.

melodies of life,

Come circle round and grow deep in our hearts, as long as we remember. 

01100001 01101011 01110101 00100000 01101101 01100001 01110011 01101001 01101000 00100000 01101101 01100101 01101110 01110101 01101110 01100111 01100111 01110101 01101101 01110101 00100000 00101110 00100000 00101110 00100000 00101110

im still lonely,


*ditulis di tanah rantau setelah 10 tahun menunggu.


Seperempat Abad #2



3 hari lalu adalah seperempat abadku,
Tidak ada perayaan, ucapan, lilin apalagi kue. Satu sisi karena diriku berusaha menyembunyikan tanggal lahir. Bahkan menghindari jika orang kantor merayakan. Bukan karena introvert, lebih karena idealisme.
Agama yang aku anut tidak mengajarkan untuk mengikuti kebiasaan kaum lain, walaupun hanya sejengkal demi sejengkal. Aku memilih jalan aman.
Seperempat abad, pencapaian apa aku di umur setua ini. Jalan apa yang harus aku ambil untuk kehidupan ku di masa depan? Kanan atau kiri?
Career atau ridho keluarga? Kaya atau sederhana? Praktisi atau akademik? Nikah atau sekolah?
Puzzle puzzle kehidupan yang membuat mata tak bisa memejam di tengah malam. Merenunngi pencapaian dan memikirkan keputusan apa yang harus di ambil selanjutnya beserta konsekuensinya.
Lalu ku ulang lagi sketsaku selama 25 tahun kebelakang.

2000 memulai kehidupan baru bersama keluarga di jawa,
2007 memasuki smp faforit di kampung dengan cukup prestatif, dan seperti anak pada umunya
2010 masuk ke masa SMA, masa titik balik. Dimana aku mendapat teman positif, lingkaran positif dan tentunya... Cinta pertama.
2013 , mencicipi bangku kuliah diploma dengan lingkaran yang masih postif, mulai pencarian jati diri. Kenal dengan orang – orang tidak biasa. Dengan pencapaian yang diatas rata2 untuk umuran sepantaran, dan tentu saja second love.
2016, lulus... susah cari kerja, berharap dapat kerjaan apapun. Akhirnya freelance jadi guru privat di bimbel. Punya penghasilan sendiri. Angka yang lumayan pada waktu itu.
2017 kerja kantoran sebagai compliance, 3 bulan kerja hati bergejolak pengnen pindah.
2018 pindah ke perusahaan yg cukup besar di Jakarta dan memulai kehidupan baru
2020, memutuskan ekstensi S1, yang seharusnya insyaa Allah selasi di tahun ini. Pandemi Menyerang.
Merasakan tidak enaknya dan susahnya menemukan jalan/celah seperti tahun 2016. Jodoh.

Memori terulang kembali bak video yang di rewind, dan berakhir meneteskan air mata karena mengingat orang tua.
Lalu kubuka lagi, apa yang Rabb ku perintahkan sebagai manusia yang terlahir di dunia ini,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Lalu kuputuskan malam ini,
Tentang arah hidup, dengan menaiki kereta. Kereta yang di pimpin oleh rasulullah, di tumpangi oleh orang-orang sholeh  dan berakhir pada satu tempat... .  Syurga.



Satu Dekade

ijinkan aku bercerita,

sebuah kisah yang mungkin terdengar naif dan tak realistis.


10 tahun lalu, ketika jasad dan rohaniku masih jahiliyah, belum mengecap nikmat nya cahaya Agama.

masuklah ku ke sebuah kisah paling menyenangkan bernama bangku SMA, ketika anak abg begitu antusiasnya memasuki dunia putih abu - abu yang katanya adalah masa paling indah.

3 hari MOS, kujalani dengan susah senang, susah nya masa itu tentu tidak sebanding dengan ujian dimasa tulisan ini dibuat. Aku, seorang siswa biasa yang tidak memiliki kelebihan apapun.. duduk di kelas XD karena penggolongan kelas di kami di urutkan sesuai dengan nilai UN. Kelas XD berada pada rentang 33-34 (rata rata 8 lah).

masa orientasi dimulai, aku duduk di belakang, memakai kalung kardus bertuliskan nama ku dengan rok pendek biru tua dan baju pendek bertuliskan OSIS. tapi ternyata bukan itu poin nya. Ternyata pertemuan itu, adalah saat acara mentoring Perdana, dimana kakak kakak Rohis memperkenalkan bahwa ada sebuah kegiatan semacam Asistensi Agama Islam yang dipandu oleh kakak kakak alumnus SMA yng dulunya juga alumni rohis.

Lalu pembukaan dimulai, seseorang yang dipanggil ananda naik ke atas panggung untuk pelantunan ayat suci.....

sebuah keajaiban Quran, kejahiliahan ku tidak bisa mentameng lembutnya lantunan itu, menusuk, dan merasuk dalam hati... dan suara itu adalah suaramu. 

Ya Suaramu, yang aku tak tau siapa... 

Suaramu mendampak pada ku sampai satu dekade,, 

definisi suara menurut ilmu fisika adalah Perubahan tekanan dalam udara yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak. Ternyata bunyi suara Al Quran 10 tahun lalu mengubah arah hidupku.

Kemudian, setelah detik itu.. aku tak pernah melewatkan apapun yang berasal dari suaramu. Bukan hanya suaramu, tulisan mu, tingkah lakumu, prestasimu, orang - orang yang mendekatimu. Sepertinya aku kecanduan....

Kecanduan ku terhadapmu membuat arah hidupku berubah,,,

AKU,, seorang anak manusia yang pakai celana jins, dengan rambut tebal di kucir satu dan gelang hitam dipergelangan tangan. berubah menjadi perempuan ber rok panjang dengan jilbab tipis dan baju baju yang selalu panjang.

Melodies of life,,, 

and who'ill hear the echoes of stories never told?

Let them ring out loud they unfold

....

10 tahun kemudian....

banyak hal yang kita lewati, aku mencari jalan hidupku, studiku, kehidupan ku, tanpa bisa melihatmu. but still, because of your voice, im learn hard abaout islam, Quraan and Sunnah. 

kereta kehiudpan terus melaju,




silih berganti orang yang duduk disampingku, laki laki, perempuan, kaya-miskin, bujang - tua, dan kereta membawaku pergi jauh kota rantau demi sesuap nasi dan penghidupan. but still,, I hope, the person who will sit beside me, is you,,,

I don't mind waiting for people. Because the longer you wait, when do you meet... You'll be more happy.

i dont know where you are, i have no idea what you do. but i still belive that you can call out my name. because,, a voice from the past, joining yours and mine adding up the layers of harmony.

melodies of life,

Come circle round and grow deep in our hearts, as long as we remember. 

01100001 01101011 01110101 00100000 01101101 01100001 01110011 01101001 01101000 00100000 01101101 01100101 01101110 01110101 01101110 01100111 01100111 01110101 01101101 01110101 00100000 00101110 00100000 00101110 00100000 00101110

im still lonely,


*ditulis di tanah rantau setelah 10 tahun menunggu.


Seperempat Abad #2



3 hari lalu adalah seperempat abadku,
Tidak ada perayaan, ucapan, lilin apalagi kue. Satu sisi karena diriku berusaha menyembunyikan tanggal lahir. Bahkan menghindari jika orang kantor merayakan. Bukan karena introvert, lebih karena idealisme.
Agama yang aku anut tidak mengajarkan untuk mengikuti kebiasaan kaum lain, walaupun hanya sejengkal demi sejengkal. Aku memilih jalan aman.
Seperempat abad, pencapaian apa aku di umur setua ini. Jalan apa yang harus aku ambil untuk kehidupan ku di masa depan? Kanan atau kiri?
Career atau ridho keluarga? Kaya atau sederhana? Praktisi atau akademik? Nikah atau sekolah?
Puzzle puzzle kehidupan yang membuat mata tak bisa memejam di tengah malam. Merenunngi pencapaian dan memikirkan keputusan apa yang harus di ambil selanjutnya beserta konsekuensinya.
Lalu ku ulang lagi sketsaku selama 25 tahun kebelakang.

2000 memulai kehidupan baru bersama keluarga di jawa,
2007 memasuki smp faforit di kampung dengan cukup prestatif, dan seperti anak pada umunya
2010 masuk ke masa SMA, masa titik balik. Dimana aku mendapat teman positif, lingkaran positif dan tentunya... Cinta pertama.
2013 , mencicipi bangku kuliah diploma dengan lingkaran yang masih postif, mulai pencarian jati diri. Kenal dengan orang – orang tidak biasa. Dengan pencapaian yang diatas rata2 untuk umuran sepantaran, dan tentu saja second love.
2016, lulus... susah cari kerja, berharap dapat kerjaan apapun. Akhirnya freelance jadi guru privat di bimbel. Punya penghasilan sendiri. Angka yang lumayan pada waktu itu.
2017 kerja kantoran sebagai compliance, 3 bulan kerja hati bergejolak pengnen pindah.
2018 pindah ke perusahaan yg cukup besar di Jakarta dan memulai kehidupan baru
2020, memutuskan ekstensi S1, yang seharusnya insyaa Allah selasi di tahun ini. Pandemi Menyerang.
Merasakan tidak enaknya dan susahnya menemukan jalan/celah seperti tahun 2016. Jodoh.

Memori terulang kembali bak video yang di rewind, dan berakhir meneteskan air mata karena mengingat orang tua.
Lalu kubuka lagi, apa yang Rabb ku perintahkan sebagai manusia yang terlahir di dunia ini,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Lalu kuputuskan malam ini,
Tentang arah hidup, dengan menaiki kereta. Kereta yang di pimpin oleh rasulullah, di tumpangi oleh orang-orang sholeh  dan berakhir pada satu tempat... .  Syurga.