Jika
saya mengucapkan satu kata, KEPO....
Apa
yg anda fikirkan? Apakah kata kepo termasuk dalam salah satu daftar kata di
kamus pergaulan Alay?
Atau
apa? Apakah kata kepo ada dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia?
Ternyata
setelah saya cari di kamus bahasa indonesia online (karena saya tidak punya
KBBI dan males kalo harus minjem di perpus heheh), kepo tidak ada dalam daftar
kata !
Dinukil
dari salah satu blog yg saya temukan, ternyata kepo berasal dari sebuah singkatan dalam bahasa inggris yg
berarti ‘Knowing Every Particular Object’
Eiiits, tapi tunggu dulu..
Masih mengambil dari blog yg sama bahwa
sebenarnya Kepo bukan dari bahasa inggris, namun berasal dari bahasa Hokkien
‘Kaypoh’ yg artinya rasa ingin tau,, lalu di impor sendiri oleh orang – orang
indonesia menjadi kata Kepo. Terkhusus oleh orang Pesisir Medan, Palembang Dan
Pekanbaru. Kenapa? Karena daerah tersebut sering dilalui oleh para hokkien dari
Singapura untuk jalur dagang. hehehe
Cukup
basa – basi nya... sebenarnya bukan itu maksud dari pembahasan ini, jadi apa tujuan tulisan ini? Pertama iseng :D
, Kedua Ingin mencoba berbagi pemahaman saja.
Dalam
kalangan anti alay, atau mungkin dalam kalangan aktivis kampus (saya nggak
bilang aktivis dakwah yaa) kepo cenderung memiliki makna negatif. Sering
digunakan dalam bahan olok – olokan pada rekan, teman sejawat yg konotatifnya
sering pada lawan jenis. Lalu apakah Kepo itu salah..? atau memalukan? Sekali
lagi tulisan ini adalah lahan saya pribadi untuk menuliskan fikiran dan ide –
ide... jadi saya tidak menukil dari teori prof manapun. (mungkin tidak ada prof
atau ilmuan yg mau membahas ini).
Jadi anggapan kepo seperti yg ditulis diatas
tidak sepenuh nya salah, pun tak sepenuhnya benar. Kepo akan bermakna negatif
jika ‘fasilitas’ kepo digunakan untuk hal – hal yg tidak penting. Maksudnya?
Coba tengok masa ababil SMA, dimana pada masa itu mungkin remaja-remaja
menemukan apa yg orang biasa dikatakan khalayak ramai sebagai first love (yg tentu pada lawan jenis)
lalu menggunakan fasilitas kepo untuk mengetahui tanggal lahir, makanan
kesukaan, warna kesukaan, asal & alamat rumah, bahkan anime kesukaan
Bhahaha. kemudian apakah kepo bisa bermakna positif? Tentu, lihatlah dengan kacamata lain. Misalkan
dalam sebuah hubungan (jangan identikan kata hubungan dengan definisi layaknya
pacaran) entah kah itu dalam sebuah organisasi, sama – sama menjadi penanggung
jawab misal, atau antar ketua dengan sekertaris sebuah kepanitiaan.. maka kepo
menjadi sebuah fasilitas yg sangat penting bagi kita. Bingung? Saya juga
hehehe...
Mari
langsung liat on the spot... misal tengok dalam lingkup organisasi dalam sebuah
kepanitiaan acara besar, maka sudah tersusun struktur mulai dari ketupat,
sekre, bendahara, koor2 sampai pada titik bawah yaitu anggota. Nah jika saya mejadi sekre, maka hal pertama
yg akan saya lakukan adalah minimal mengatahui latar belakang partner kerja
(ketupat) yg kedepan nya akan membutuhkan banyak komunikasi dalam jangka
panjang. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya goresan hati, atau salah
faham. Keuntungan lainya adalah kita jadi tau apa yg harus diakatakan pada
pertemuan pertama atau komunikasi pertama, ingat komunikasi pertama, pertemuan
pertama atau apalah itu asalkan yg pertama, terkadang menjadi tolak ukur
penilaian yg besar bagi orang lain terhadap kita.
Lain
daripada itu mari kita merujuk pada hadist berikut ini
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam
kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaknya dia berkata yang baik atau diam”
Imam Nawawi berkomentar tentang hadits ini ketika menjelaskan hadits-hadits Arba’in. Beliau menjelaskan, “Imam Syafi’i menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak berkata hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara”. Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara”
Imam Nawawi berkomentar tentang hadits ini ketika menjelaskan hadits-hadits Arba’in. Beliau menjelaskan, “Imam Syafi’i menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak berkata hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara”. Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara”
Naahhh,, mungkin dengan landasan hadist diatas maka sebelum
kita berkomunikasi ada baiknya kita mengetahui latar belakangnya dahulu sebelum
memulai komunikasi agar kedepanya kita tahu apa sikap yg bisa kita adaptasikan
untuk berpartner dengan orang lain tersebut demi suksesnya acara.
Mungkin hadist yg satu ini juga dapat menjadi pertimbangan:
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya
no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah bersabda.
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Wallahu’alam.
Jika kita melihat dengan skala yg lebih besar lagi, misal
pada lingkup perusahaan, bukankah sangat penting mengetahui bagaimana latar
belakang leader kita? Bagaimana cara beliau berkomunikasi, gaya bekerja, bahkan
latar belakang keluaraga seperti keyakinan yg dianut misalkan. Kapan hal – hal
ini harus diketahui? Menurut hemat saya hal – hal ini harus diketahui jauh
sebelumnya ketika komunikasi pertama, ucapan pertama, huruf pertama belum
terjalin. Karena fungsi utama Kepo disini adalah menentukan pandangan positif
sesorang yg akan menjadi lawan main sejak pertama dan mencoba untuk menyesuaikan
dengan latar belakang lawan main sedini mungkin.
Contoh konkrit dalam kehidupan:
Pada suatu ketika dalam organisasi dakwah misal seorang
akhwat dalam suatu project pasti akan dipartner kan dengan seorang ikhwan dalam
mengkoordinir anggota dari masing – masing ikhwan ataupun akwat tersebut.
Daengan kata lain koordiator tersebut menjadi satu – satunya jembatan
penghubung antara ikhwan dan akhwat. Nah, jika rapat menggunakn hijab, ketemu
tidak pernah... tiba –tiba harus banyak berkomunikasi untuk menentukan banyak
hal, apakah tidak repot? Disinilah kepo memiliki andil yg besar untuk
memperlancar komunikasi. Dengan syarat kepo tersebut tidak berlebihan seperti
melihat foto – foto (karena sekarang media sosial sangat banyak) atau melihat
latar belakang ortu itu sudah berlebihan layaknya orang mau ta’aruf saja. Cukup
ketahui latar belakang pendidikan apa sebelumnya an sedikit baca mengenai apa
yg telah ia tulis. Pokoknya hanya skerdar mencari tahu bagimana seharusnya kita
bersikap untuk mengimbangi partner kerja kita nantinya. Nah setelah tau bahwa
lawan main adalah lulusan pondok misalkan, lalu akhwat tersebut memilih kata
Antum, Ana, Afwan dan bahasa planet lainnya untuk memulai percakapan walaupun sebernarnya ia
masih asing dengan kata –kata itu.
Dalam contoh kecil ini Kepo memberi peluang besar untuk melancarkan
komunikasi, dan komunikasi adalah faktor yg dominan untuk mencapai kesuksesan
dalam mencapai tujuan
Masuk pada kesimpulan,
Pada hakikatnya kepo memiliki 2 makna dalam pengamalanya,
akan bermakna negatif jika digunakan untuk melakukan hal – hal yg tidak
penting. Dan akan bermakna positif jika kita memanfaatkanya dengan bijak.
Wallahu’alam Bis showab
Maafkan jika artikel ini tidak sesuai dengan pandangan anda,
Maafkan jika tulisan pemula ini sungguh tak sesuai dengan kaidah
Maafkan jika dalil yg digunakan tidak sesuai dengan topik
pembahasan
Diakir tulisan saya mengutip sebuah kata bijakk,,,,
Setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan
peradaban. Karenaya perhatikanlah bagaimana ujung penamu bergerak. (from:
inspiring word for writers)
Rujukan: