Seperempat Abad #1




“mbak,, mbak, udah mandi belom. Dicariin ibu kos disuruh kesana”
“ya mbak”
Lebaran taun ini benar benar berbeda, pandemi yang melanda umat manusia membua kita terpaksa dirumah aja, atau di kosan aja bagi anak rantau.
Bertiga, malam takbiran kami habiskan untuk nonton film bersama dikamarku. Demi membunuh kesepian kami pakai speaker sambil ngobrol ngalor ngidul.
tak ada lagi takbiran dengan parade obor, tak ada lagi sholat Ied di lapangan, Bahkan tak ada lagi pulang kampung.
Inilah kondisi tidak ideal yang harus kita hadapi. Lebaran di kosan aja. Sudah jauh jauh hari mengkondisikan hati untuk menghadapi situasi yang tidak ideal ini, tiba tiba ibu mengirim voice message dari kampung,

“Assalamualaikum, Taqabalallhu minna wa minkum ya Anaku”
“ibuk pake baju merah ini, kamu dulu yang belikan” (send foto)
Langsung otomatisasi kelnjar lakrimalis bekerja,

Tess... tes....
Jatuh air mata yang terasa panas di ujung pelupuk.
Ya Allah, seperempat abad lamanya hidup, baru pertama kali lebaran dikosan aja. Bersama teman teman yang juga tidak bisa pulang kampung. Tidak ada Opor, Rendang, Ketupat, apalagi yg spesial  bikinan ibu.
Ada nya kue ulang tahun yang ngasih ibu kos, wkwkwkwk.

Lalu seketika aku mengangkat tangan dan Berdoa kepada Rabb Semesta Alam,
“Ya rabb tak apa jika kami tak berkumpul hari ini, tapi mohon kumpulkan lah kami lagi di Syurga”

Taqballalhu Minna Wa Minkum, Semoga Allah menerima Amalanku dan Amalanmu.
 Semoga Allah mempertemukan kita bersama ramadhan yang berikutnya dengan amalan yang jauh lebih baik.

Lutfi Dwi Aristiani
1 syawal 1441 H



Seperempat Abad #1




“mbak,, mbak, udah mandi belom. Dicariin ibu kos disuruh kesana”
“ya mbak”
Lebaran taun ini benar benar berbeda, pandemi yang melanda umat manusia membua kita terpaksa dirumah aja, atau di kosan aja bagi anak rantau.
Bertiga, malam takbiran kami habiskan untuk nonton film bersama dikamarku. Demi membunuh kesepian kami pakai speaker sambil ngobrol ngalor ngidul.
tak ada lagi takbiran dengan parade obor, tak ada lagi sholat Ied di lapangan, Bahkan tak ada lagi pulang kampung.
Inilah kondisi tidak ideal yang harus kita hadapi. Lebaran di kosan aja. Sudah jauh jauh hari mengkondisikan hati untuk menghadapi situasi yang tidak ideal ini, tiba tiba ibu mengirim voice message dari kampung,

“Assalamualaikum, Taqabalallhu minna wa minkum ya Anaku”
“ibuk pake baju merah ini, kamu dulu yang belikan” (send foto)
Langsung otomatisasi kelnjar lakrimalis bekerja,

Tess... tes....
Jatuh air mata yang terasa panas di ujung pelupuk.
Ya Allah, seperempat abad lamanya hidup, baru pertama kali lebaran dikosan aja. Bersama teman teman yang juga tidak bisa pulang kampung. Tidak ada Opor, Rendang, Ketupat, apalagi yg spesial  bikinan ibu.
Ada nya kue ulang tahun yang ngasih ibu kos, wkwkwkwk.

Lalu seketika aku mengangkat tangan dan Berdoa kepada Rabb Semesta Alam,
“Ya rabb tak apa jika kami tak berkumpul hari ini, tapi mohon kumpulkan lah kami lagi di Syurga”

Taqballalhu Minna Wa Minkum, Semoga Allah menerima Amalanku dan Amalanmu.
 Semoga Allah mempertemukan kita bersama ramadhan yang berikutnya dengan amalan yang jauh lebih baik.

Lutfi Dwi Aristiani
1 syawal 1441 H