Klasifikasi ikhwan 




I.                    Berdasarkan pemahaman terhadap Islam
a.     Ikhwan Spons
Sebagaimana sebuah spons (inggris=sponge) , ikhwan spons terlalu banyak menyerap materi. Orang bisa kagum dengan wawasan keislamanya. Ia dapat menjelaskan dalil dengan baik, bisa berdebat dengan fasih. Ia bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumentasi kuat, menyetir ayat Al Qur`an dan hadis. Ngustad banget deh pokoknya.
b.     Ikhwan besi
Dia adalah ikhwan yang bersmangat dalam menerapkan ajaran islam, padahal dia dului adalah sosok yang jukie2, funky, dan jorkygitu, deh. Ada suatu peristiwa penting yangmembuat dia sadar dan berubah. Temanya yang sesama pemadat mati, terus dia ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya, dan peristiwa lainya yang telah mennguncang sisi psikologisnya. Namun perubahan yang terjadi sangat drastis. Dia yang dulu senang jean bolong-bolong, sekarang berbaju koko ria kemana saja. Musiknya yang metal abiz, berubah jadi nasyid-nasyid jihad tipe Ar-Ruhul Jadid. Perubahan ajaibnya membuat orang terkesima, gak percaya. Kok, dia bisa berubah begitu ya?

      Ikhwan jenis ini sedang mengalami euforia beragama. Ia sedang semangat bersilam; gila, in ijalan kehidupan yang gua cari jack! Sikapnya dalam beribadah dan beramal selalu berlebihan. Misalnya saja dalam menerapkam perintah untuk menundukan pandangan (ghadul  bashar). Dia gampang memalingkan muka dengan lawan jenis, bahkan membuang muka pada mereka yang berpenampilan menggoda sehingga menyakiti lawan bicara. Emank enak bicara sama orang yang ninduk terus?
      Si ikhwan bersikap begini karena ilmu agamanya masih dangkal. Ia bersikap sangat reaktif tanpa Tabanyyun atau konfirmasi untuk perbedaan –perbedaan yang ada. Padahal gurunya yang lebih senior menerima pernedaan itu dengan lapang dada. Melihat orang yang bersidekap di perut ,ia sinis. Yang bener itu d dada, bukan di perut, emangnye lagi kembung. Sikap ini adalah eujud dari kehidupan ikhwan yang sangat sekuler bahkan cenderung bebas di masa lalu. Ia baru menemukan oase di padang gersang, ingin menyelan sedalam-dalamnya. Kita melihatnya sebagai sosok pribadi yang tangguh, militan,rela berkorban, berani mati pokoknya heroik banget deh. Ia seperti besi yang kuat, keras dan anti patah.
      Tapi dibalik semangatnya yang menyala-nyala itu, si ikhwan besi ini sebenarnya rapuh. Bahkan kontruksi besi sebenarnya tak sekuat penampakanya. Besi mudah teroksidasi (bereaksi dengan oksigen) sehingga terjadilah korosi atau perkaratan. Jika besi nggak dirawat; dilapisi cat, dijauhkan dariair dan zat-zat penyebab karat, besi akan keropos, luruh dan terkubur dalam tanah. Nggak sedikit ikhwan yang dulinya jaim banget sekarang jadi futur (terputus di tengah jalan). Ia kemabali ke selera asal, jadi funky, junkie, dan jorky lagi. Dia yang dulu terlihat anti cewek, sekarang malah TP-TP melulu. Penampilanhy metro seksual: dandy, rapi, wangi sekali.
      Haruskah mereka ditinggalkan? Jangan ! kita bisa saja melihat ikhwan besi yang futur sebagai sosok yang munafik atau jijay bajay capcay. Tapi , kenagan dalam komunutas dakwak islam, masih terpatri di hatinya, ia bisa saja tertawa, padahal hatinya menangis. Ia gembira , padahal menderita. Keadaan memaksanya berubah, dan kita terkadang nggak mengerti situasi dan kindisi yang mengukungnya.
      Pendekatan secara personal adalah pendekatan yang tepat unruk ikhwan besi yang sedang futur. Ia butuh teman berbagi, tempat melepaslara dan gundah. Sifat jaimnya memang masih nyebelin banget! Tapi percayalah, kalau kita terus mendekatinya, berusaha merangkulnya,melucuti kerak-kerakyang melumuri hatinya, insya Allah ia dapat kembali bercahaya. Memang butuh proses panjang untuk mengembalikanya seperti sedia kala. Tapi, Allah melihat proses, bukan hasilnya, kan?
c.      Ikhwan bambu
Ada ikhwan yang sevara fisik biasa tapi mempesona. Wajahnya nggak sekelas para idola remaja. Anehnya dia enak dilihat, sejuk, dan asyik banget mendengar nasehat darinya. Ia bisa saja orang yang telah banyak memiliki ilmu agama, atau bisa jadi ia adalah sosok yang kalau menbaca Al-Quran masih terbata-bata. Satu hal yang mereka sama-baik yangmasih dangkal atau dalam ilmu agamanya- yaitu, merka mudah menerima nasihat, saran dan kritikan,sekalipun datang dari orang yang lebih muda.
      Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sayangnya , masih sedikit yang mau memperbaiki diri, susah diingatkan, dan sulit menerima masukan dari orang lain. Untungnya, beberapa orang sangat terbuka menrima masukan atau nasihat dari siapa pun. Swmangat memperbaiki diri tinggi. Hari ini harus lebih n=baik dari hari kemarin. Ia nggak pernah lelah belajar.
                              Ikhwan seperti ini umumnya tahan banting, siap menghadapi segala                                                                                             perubahan cuaca. Ia layaknya bilah bambu. Kokoh, tegak terpancang meskipun angin menggoyah. Seperti bambu yang memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang, ikhwan ini berusaha tegar. Ia berusaha tegsk walaupoun oetir menggelegar. Semakin tinggi posisinya, ia tetap merunduk.

      Ada kalanya ia dianggap kamoungan, kuno, kurang trendy, sama kayak bambu yang juga sudah dianggap kurang modern. Itu sebuah pilihan. Ia lebih nyaman tampil bersahaja. Lebih suka di belakang layar daripada menjadi aktor pemeran utama. Jauh dari hingar bingar dan gegap gempita selebritas. Tapi bila ia pergi, banyak orang kehilangan.
      Bambu hodup berumpun. Bentuknya silindris, berbuku-buku, berongga namun kekar, berdinding keras. Bambu tumbuh bertahap, mulai dari rebung, batang muda, dan sudah dewasa pad umur 4-5 tahun. Bambu siap terbang, dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan rumah, perabotan dapur, kerajinan tangan, bahan bangunan , serta peralatan lain baik yhang sederhana sampai dengan ondustri bambu lapis, laminasi bambu, juga indistri kertas modern. Seorang ikhwan idealnya juga seperti itu. Ia berkumpul dengan orang-orang yang saleh untuk menimba ilmu, terus memperbaiki diri, bertahap tumbuh, dewasa, menyebar kesetiap penjuru bumi. Seperti bambu yang bertunas di sertiap buku-bukunya, si ikhwan juga harusbisamemberi manfaat, cahaya, dari setiap perilaku keseharianya.
      Ikhwan bambu diharapkan menumbuhkan bambu-bambu muda. Bukan tiruan, tapi sosok yang mempunyai kesalehan dan kobar semangat yang nggak kalah sama. Ia lentur, mudah membaur, tanpa harus lebur. Duni membutuhkan sosok-sosok bambu yang bekerja seiimbang umtuk dinia dan surga.

I.                   Berdasarkan Gaya Kerjanya

Salah satu indikator kecerdasan seseorang adalah keefektifan dan keefisienannya dalam bekerja. Matindas, seorang Psikolog Perilaku Industri dan Organsasi dalam bukunya Manajemen SDM lewat Konsep AKU, menggolongkan seseorang berdasarkan pola tingkah lakunya dalam bekerja sama dengan orang lain menjadi lima gaya kerja : Gaya Komandan, Gaya Pelayan, Gaya Seniman, Gaya Birokrat dan Gaya Manajer. Dalam konteks ikhwan di sesuaikan  menjadi Ikhwan Komandan, Ikhwan Pelayan, Ikhwan Seniman, Ikhwan Birokrat dan Ikhwan Manajer.
a.     Ikhwan Komandan
Siap grak!
Hormat grak!
      Seperti itulah teriakan komandan yang diikutu oleh seluruh bawahanya. Semua nurut aja. Gaya kerja Ikhwan Komandan mirip seperti itu. Ia sering merasa benar sendiri, merasa tahu apa yang harus ia lakukan. Gagasannya adalah hal terbaik untuk kepentingan bersama. Kalu kelompok mengikut usulanya, sukses sudsh didepan mata. Ia secara halus maupun ancaman, membujuk orang lain agarmenerima pendapatnya. Serangkaian argumen yang mendukung gagasanya keluar satu persatu sehingga gagasan Ikhewan Komandan terk=lihat sangat masuk akal untuk dilaksanakan.
      Saat menjadi ketus tim kerja atau sebuah kegiatan ia menjadi pengambil keputusan dan menentukan langkah kerja anggita lainya. Apabila ada anggota tim yang ingin memlakukan sesuatu, ia perlu tahu. Seluruh prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan konsep yang telah ia rancang, nggak boleh melenceng dari kesepakatan yang telah ia tetapkan.
      Jika berada pada level bawahan; sesama anggota tim kerja, ia cenderung menempatkan diri sebagai pemimpin. Ia adalah pengambil keputusan pada level yang setingkat denganya. Kepada atasan ia akan memaksakan kehendak, berpendapat bahwa tim kerjanya telah memikirkan  secara matang setiap tahp pekerjaan, nggak perlu diubah lagi.
      Ketika bersinggungan dengan kelompok lain, ia akan meneliti, apakah kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang akan merugikan kelomoknya atau nggak. Ia sulit percaya dengan kelompok lain, cenderung curga: kelompok lain akan merugikan. Maka dari itu ia seringmengabaikan kepentingan kelompok lain, mengutamakan kepentingan kelompoknya dengan anggapan kepentingannya adalah hal yang utama dibandingkan kepentingan orang lain.
      Ikhwan Komandan adalah pejuang tangguh. Ia rela berkorban demi kepentingan diri dan kelompoknya. Ia siap adu jotos dengan pihak lain, ketika ia merasa benar. Ia nggak segan mengkritik habis-habisanpemikiran orang lain yang merugikan kelompoknya. Satu hal yang unik dari Ikhwan Komandan, ia bisa tetap tenang meskipun menghadapi ketegangan emosional yang timbul akibat permasalahandengan pihak lain. Di dadanya sudah berkobar keyakinan bahwa sikap ane ini uda bener!
b.     Ikhwan pelayan
Tugas pelayan adalah melayani, memberikan yang terbaik untuk pelannganya. Ikhwan pelayan juga begitu. Iaingin orang lain menerima sikapnya, senang atas keputusanya. Kia nggak tahan bermusuhan, lebih suka tertawa dan bercanda;mencairkan suasana tegang akibat perang urat syaraf bedapendapat. Persaudaraan lebih berharga daripada persahabatan yang nggak berujung-pangkal.
Sebagai atasan atau pemimpin dalam sebush tim kerja, ia lebih suka membujuk daripada menganncam. Ia mengemukakan ide pemikiranya degan lembut, berusaha sesantun mungkinsehingga orang lain bisa memahami pendapatnya. Ia menghormati pendapat orang lain, mendengarkan secara seksama, meskipun nggak setuju. Dalam posisi yang sama sebagai anggota tim kerja, ia berusaha menahan diri, membiarkan porang lain mengemukakan pendapatnya ggerlebih dahulu. Bila sngat perlu, barulah ia menambahkan.
      Ia giat mempelajari kepentingan pihak lain yang diungkapkan secara terang-terangan maupun terselubung. Kalau ada hal yang memberatkan ia menunggu orang lain menyampaikan keberatanya. Ia berharapagar orang lain saja yang memberikan kritik.
      Dalam mengajukan pendapat atau usulan untuk kepentinganya sendiri atau kelompoknya, Ikhwan pelayan Cenderung hati-hati. Ia nggak ingin kepentingan pribadi atau kelompok bertentanganatau merigikan pihak lain. Ia lebih suka memikirkan kepentingan pribadi individu dari kelompok lain, daripada kepentingan kelompok yang diwakili individu tersebut. Siapa tahu mereka sebenarnya keberatan dengan pendapat kelompoknya.
      Dalam menghadapi masalah, Ikhwan Pelayan sekuat tenaga meredaka efek emosional yang timbul saat ketegangan. Ia nggak mencari akar permasalahankenapa sampai terjadi perbedaan pendapat. Ia lebih mendukung pemecahan masalah yang lebih didukung oleh rekan kerjanya. Ia mementingkan hubungan baik abtar individu daripada kualitas kerja. Ia mengorbankan kualitas kerh=ja yang seharusnya bisa optimal demi tetap terjaganya rasa persaudaraan dalam tim kerja.
a.     Ikhwan Seniman
Citra diri seorang seniman adalah individu bebas dalam berkreasi dan berpenampilan. Sikapnya terkesan semau gue. Nah, perilaku Ikhwan Seniman hampir serupa pada citra seniman pada umunya. Ia kurang suka di repotkan dan enggan merepotkan. Meskipun orang lain menganggap berat suatu pekerjaan, ia lebih suka mengerjakn sendiri dengan cara yang yang biar ane tentuin aje.
Ia nggaj peduli dengan hasil perundingan atau kesepakay=tan dengan pihak lain. Sikapnya bisa saja mengangguk-angguk seolah sepakat, padahal dalam hati ia sedanh melakukan pemindaian (scanning)­­l; apakah hasil kesepakatan sesuai atau merugikan kepentinganya. Kalu sesuai ia akan mengikuti, bila nggal silakan amabil alih. Misalnya ia tergabung dalam divisi publikasi seminar. Ketika teman-teman satu timnya sibuk menempel poster publikasi,ia bisa dengan santai berkata, “Area jalan Margonda biar ane aja yang tempel, tapi  afwan banget nih, mau ke perpustakaan dulu balikin buku.”
Saat berada dalam situasi kerja yang melibatkan lebih dari dua orang, ia cenderung malas berunding, ia cendeerubg malas berunding, membiarkan rekan-rekan kerja timnya memutuskan sesuatu. Dia akan setuju dengan hasil perundingan. Ia hanya ingin tahu harapan anggotta tim. Bisakah ia memenuhinya? Jika hasil perudingan memngganggu kepentingannya ia  mudah saja mengatakan nggak setuju, maka ia ikut saja tapi mengingkari hasil perundingan. Misalnya ada rapat organisai hari Minggu, sedangkan ia penya banyak pekerjaan pribadi di hari itu. Maka meskipun ia mengangguk setyju ia nggak akan  datang mengikutu rapat itu.
Ikhwan seniman sering mengabaikan keinginan pihak lain, belum ada usaha untuk tahu keinginan pihak lain. Yang penting urusan pribadinya berjalan lancar. Ia hanya fokus pada keinginan dan kepentingan pribadinya saja. Dia bkan tipe pencemas saat pihak lain menebar isu macam- macam tentang kelompokya. Ia menyikapinya dengan santai :  gitu aja kok repot!
b.      Ikhwan Birokrat
Ikhwan birokrat sangat memperhatikan prosedur atau tatacara pelaksanaan sebuah pekerjaan. Ia bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya untuk mengadakan acara sekolah, ia merasa harus bicara dulu dengan pembina OSIS, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan hingga kepala sekolah. Dengan semang hati ia melakukanya, karena  memang begitulah aturanya.
Peraturan disini bukan hanya peraturan tertulis. Norma dan nilai standar yang berlaku di lingkungan setempat juga kebiasaan turun-temurun dari generasi ke generasi juga menjadi pegangan; earah gerak ikhwan Birokrat. Semangat kerjanya bisa menurun drastis bila haris melanggar aturan.
Ribet banget ya? Pada dasarnya Ikhwan Birokrat ingin pekerjaaanya berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan baku yang berlaku. Ia akan menegur rekan satu tim yang bekerja diluar tata laksana. Menurutnya,pekerjaan yang bertebtangan dengan aturan bisa membuat ia atau timnya mendapat teguran dari atasan atau orang yang lebih berkuasa. Maka dari itu sebelum ditegur lebih baik ia menegur lebih dulu.
Fokus setiap kerjanya adalah hasil dari pelaksanaan prosedur, jika seorang anggota panitia bedah buku maka ia akan bekerja sebagaimana biasa tanpa merasa perlu untuk bereaksi. Merancang acara bedah buku cukup hadirkan penulis, pembedah, sudah. Menghadirkan artis atau dramatic reading sebagai selingan bukan hal yang penting.
Ia bukan orang yang memikirkan kepentingan dirinya, tapi juga nggak berusaha mengalah demi kepentingan pribadi. Sedang Ikhwan Pelayan lebih mengutamakan kepentingan pribadi, rela mengorbankan kualitas pekerjaan. Ikhwan Birokrat terlihat seolah memperhatikan kuelitas pekerjaan, padahal sebeenarya ia nggak terlalu peduli dengan kualitas pekerjaan, yang penting sesuai aturan.
c.       Ikhwan Manajer
Pada sebuah kantor yang menjalankan usah tertentu, hanya sedikit orng yang menduduki posisi manajer. Seorang manajer memimipin tim kerja untuk melakukan tugas tertentu.posisi manajer termasuk jabatan yang ber derajat tinggi dalam pandangan sebagia orang.
Idealnya seorang Ikhwan memiliki gaya kerja seperti halnya manajer yang profesional : Ikhwan Manajer. Ia menjunjungm simbioisis mutualisme; keja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Jika menguntungkan, semua pihak harus merasakan. Bila merugi, satu sama lain harus bahu membahu bangkit dari keterpurukan.
Sebagai atasan atau ketua tin kerja, Ikhwan Manajer akan menganalisa terlebih dahulu usulan bawahanya. Ia menin=mbang sejauh mana usulan tersebut mempengaruhi kedua belah pihakyang terikat kerja sama. Harus ada penjelasa yang masuk akal dan menguntungkan, barulah ia menyambut baik usulan tersebut. Ketika  berada dengan posisi yang sama dengan tim yang lain ia akan mencermati pemikiran tiap anggota, mendukung usukan dan tatacara kerja yang paling menguntungkan setiap pihak.
      Ikhwan Manajer sering bertanya. Ia merasa perlu jawaban detil, bukan penjelasan secara umum. Ia kurang bisa memperirakan akibat-akibat yang timbul dari penjelasan secara umum tersebut. Karena itu, soap-siapi saja berdiskusu panjang lebar denganya.
      Uniknnya,  Ikhwan Manajer sengat peduli dengan pihak lawan atau orang yang bersebrangan pendapat dengan dirinya. Jika pihak lain merugi, is merasa ikut rugu pula. Maka sebelum kerugian pihak lawan menjadi nyata, ia segera menyusun win-win solution; semua untung, menawarkanya padasang rival.
      Dalam menyelesaikan masalah, Ikhwan Manajer akak mempelajari panhkal masalah, apa yang sebenarnya menimbulkan permasalahan. Dengan begitu ia berharap mendapatkan pemecahan masalah terbaik. Untuk itu, ia bisa saja menekan pihak lain secara halus tanpa menyakiti.
I.                   Berdasarkan Kepribadianya
Eysenck (dalam Beard dan Senior, 1980) mengemukakan dua ciri kepribadian yaitu ekstrovert dan interovert. Kepribadian ini sangat menentukan prestasi dan masa depan seseorang. Kepribadian terbentuk dari pengalaman yang berkesan-baik kesan buruk maupun kesan baik- akan membangun kepribadian seseorang. Terkait dengan sosok ikhwan maka kepribadian seorang ikhwan dibagi menjadi :
a.      Ikhwan Ekstrovert
Ikhwan Ekstrovert menyukai kegiatan sosial. Bentuknya bisa berupa bazar, sembako murah di tingkat RT, sampai aksi donor darah tingkat internasional. Ia senang terlibat dalam aksi-aksi yangmemungkinkanya bertemu dengan beragam orang dari berbagai latar belakang kehidupan.
      Keberadaan orang-orang di sekitarnya sangat berpengaruh terhadap kreatifitasnya. Ia lebih kreatif dan optimal bekerja di tengah keramaian. Bersama teman-temannya, ia kuat begadang sampai lewat tengah malam untuk menyelesaikan sebuah tugas kepanitiaan. Sedangkan bila di rumah, sendirian, melihat bantal saja sudah membuatnya terlelap sampai pagi.
      Nggak perlu heran bila Ikhwan Ekstrovert sangat berminat pada aktivitas di luar ruangan. Demonstrasi dijalanan, kegiatan lintas alam, mendaki gunung adlah sedikit tempat terbuka yang membuat bisa berekspresi sebebas-bebasnya. Maka dari itu umumnya jaringan otottubuh Ikhwan Ekstrovert lebih berkembang guna mendukung aktivitas luar ruanganya itu.
      Dalam menyelesaikan masalah, Ikhwan Ekstrovert cepat bertindak tapi kurang berfikir. Ketika ada orang yang menfitnahnya ia langsung melabrak melakukan kontak fisik dengan orang tersebut. Belakangan barulah ia menyadari tindakannya itu berakibat fatal.
      Bila pengalamanya dalam sebuah lingkungan kerja masih minim, kesalahan yang ia lakukan adalah guru berharga untuk masa depan. Ia senang berdiskusi untuk memecahkan masalah, kurang suka memikirkan penyelesaian masalah sendirian.

b.      Ikhwan Interovert
Ikhwan Introvert bisa dikatakan mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan Ikhwan Ekstrovert. Ia cenderung diam, seolah hanya memiliki sedikit kata untuk dibagi pada orang lain. Ia kurang nyaman bila berada di tengah keramaian, lebih suka menyendiri di temoat sepi, bermain-main dengan pikiran dan gagasanya yang berterbangan di kepalanya.
      Suatu hari bisa saja Ikhwan Interovert menghadiri pesta atau tempat-tempat keramaian. Ia akan terlihat sering melirikjam tangan, menyelesaikan urusanya di termpat tersebut dan langsung pergi menuju ke tempat yang lebih tenang. Dlam  ketenangan itulah ia banyak merenung, baik merenungkan dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
      Ketika menghadapi suatu masalah, Ikhwan Ekstrovert akan berpikir panjang sebelum bertindak.  Ia akan meninbang baik-buruk dampak tindakan yang akan dia lakukan. Mencari cara terbaik yang menguntungkan. Ia akan sering terlihat termenung dengan pikiran melayang ke langit biru. Meskipun ada orang di sampingnya, ia bisa nggak peduli sama sekali. Nggak heran bila akhirnya ia hanya memiliki beberapa teman dekat saja.
                                                 
II.                 Berdasarkan Fisik dan Pengenalan Terhadap Diri
Setiap orang terlahir dengan rupa dan kondisi jasmani yang berbeda-beda.ada yang secara genetis (karena keturunan dari orang tua) sedap di  pandang,ada yang biasa aja, nggak sedikit pula yang kurang enak dipandang lama-lama. Penilaian enak-enggak enak akan berbeda setiap orang. Sebagian orang menganggap Irwansyah gantengnya minta ampun, tapi lainya menilai Irwansyah biasa aja, ayau malah membikin pusing jika melototinya lama-lama. Pengalaman di masa lalu sangat menentukan. Misalnya cewek yang pernah dilecehkan oleh cowok ganteng berkumis manis bak semut berbaris, akan mengalami trauma  sehingga membenci cowok-cowok berkumis.
Meskipun setiap orang mempunyai ukuran kecantikan dan kegantengan yang berbeda-beda, pada umumnya kita sepakat kalau cewek-cewekfinalis kontes ratu-ratuan umumnya cantik, cowok-cowok yang melenggang jain di atas catwalk ganteng-ganteng. Maka, untuk membahas ikhwan ganteng, kita perlu sepakat dulu : ikhwan ganteng adalah ikhwan yang memiliki tubuh proporsional antara berat dan tinggi badan, enak dilihat (pokoknya, setiap 10 cewek yang ditanya: bagaimana tampangnya? Minimal lebih dari setengahnya akan menjawab ganteng!) dan punya semacam daya tarik tertentu yang membuat orang ingin terus  bersamanya.                                   

a.      Ikhwan Ganteng yang Tahu Akan kegantengannya
Ikhwan tipe ini biasany selalu berpenempilan rapi dan serasi. Selalu bisa menyesuaikan penampilanhya dengan situasi dan kondisi. Di acara-acara indoor; dalam masjid, dia terlihat kayak-ngustad-banget –dech. Untuk acara outdoor seperti acara demonstrasi kenaikan BBM, penampilanya mujahid-sejati-sekali. Karena secara alami sudah ganteng ia terlihat cocok memakai apa saja. Hebatnya penampilan ikhwanini selalau cocok dengan sikonnya.
      Dalam keseharianya, palinhg nggak, ada dua kemungkinan perilaku ikhwan yang sadar dengan kegantengannya. Pertama ia akan syukur dan rendah hati. Ia menganggap kegantengan adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Bayangin saja, sementara cowok-cowok lain bueuh amplas umtuk menghaluskan kulit, menyamarkan parut-parut bekas jerawat, ia cukup membilas wajah dengan air wudhu, langsung bersinar deh,seperti dipasangi bholam. Ketika bercermin ia kerap mengucapkan hamdalah, sambil narsis: bergaya ala James Bond baru mengalahkan musuhnya. Ia tahu beberapa (bahkan nggak sedikit akhwat maupun cewek-cewek yang fashioneble  mengaggumi fisiknya. Ada rasa bangga dan senang karena banyak kaum hawa yang menyukai penampilanya. Dia berusaha tetap jaim dengan berusaha nggak memberikan perhatian lebih untuk para penganggumnya yang secara non formal tergabung dalam IKAPITENG (Ikatan Pengaggum Ikhwan Ganteng)
      Kemungkinan kedua, ikhwan ganteng menggunakan semaksimal mungkin kegantengannya untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama yang mengandung unsur tebar pesona. Misaknya dalam urusan kehumasan suatu kepanitiaan. Urusan kesan pertama harus menggoda serahkan saja padanya. Karena  kegantengannya itu ia bisa di berdayakan untuk dijadikan semacam pemikat acara-acara yang memerlukan untuk tampil di depan umum seperti ceramah, seminar atau pelatihan. Peran mc, moderator, atau pembawa acara sering ia diambil alih.
      Sepintas jadi Ikhwan Ganteng emnak benget. Sudah cakep, terlihat alim lagi. Ia layaknya seleb untuk kalangan terbatas. Menjadi idola, punya pengaggum dari tipe secret admirer sampai penggemar fanatik yang rela membunuh tikus untuk menarik perhatiannya. Padahal nggak banyak orang tahu, kegantengannya itu kerap menimbulkan masalah dan sangat mengganggu aktivitas kesehariannya. Sebagai seleb, jika ia berperilaku aneh sedikit, maka cela dan kritik pasti segera meluncur . mengupayakan keikhlasan seringkali menjadi susah, karena belum apa-apa orang sudah memberi penilaian khusus. Maka dari itu, daripada pusing mikirin masalah yang timbul akibat kegantengannya, ia menikmati saja karunia dari Sang Pencipta tersebut. Sehingga timbulah kesan bahwa ia menikmati kekaguman dari orang-orang sekitarnya.
b.      Ikhwan Ganteng yang Tidak Tahu Akan Kegantengannya
Ikhwan yang sadar dengan kegantenggannya cenderung memperhatikan penampilan dan merawat diri. Sebaliknya, ikhwan yang kurang menyadari kegantengannya cenderung berpenampilan asal-asalan dan cuek. Ia tetap bisa nyaman memakai pakaian yang sama selama seminggu, atau membiarkan rambutnya berminnyak tanpa upaya untuk keramas apalagi creambath segala. Hebatnya, meskipun tampangnya minta ampun kucelnya, ia tetap terlihat keren!
      Ketidakpedulian si ikhwan terhadap fisiknya dapat terjadi karena lingkungan, keluarga yang membesarkannya tidak begitumemuja penampilan, sehinnga si ikhwan merasa kebagusan fisik bukan sesuatu yang penting. Selama orang lain nyaman bergau dengan dirinya dan dirinya juga merasa nyaman, untuk apa ambil pusing. Maka nggak perlu heran bila pakaiannya terkesan murahan, warna kurang matching , modelnya jadul banget tapi selama enak di pakaii nggak masalah.
      Ikhwan seperti ini umumnya mempunyai pemahaman iman dan taqwa lebih utama dari tampilan. Tapi meskipun demikian, ia haris tetap dipahamkan,dalam kondisi tertentu perlu juga memperhatikan penampilan. Apa kata dunia, kalu si ikhwan sahalat dengan sarung yang bau sengit seperti sekarung kaus kaki yang setahun nggak dicuci. Bisa mengganggu kekhusyukan  orang lain untuk beribadah.
      Bukan nggak mungkin si ikhwan yang nggak peduli dengan kegantengngannya ini bisa berubah menjadi sadar banget dengan kegantengngannya. Ini dapat terjadi karena ia mendapat kepuasa pribadi ketika penampilannya berubah. Mendapat pujian misalnya. Atau ia mendapat manfaat banyak dari perubahan penampilannya tersebut. Ketika ia mulai mengubah cara pandang terhadap dirinya sendiri, perlu seseorang yang tetap menasihati, agar ia nggak berubah menjadi ikhwan yang narsis.
     
c.       Ikhwan Tidak Ganteng yang Tahu Akan Ketidak Gatengannya
Ikhwan yang sadar bahwa penampilannya ngepas banget akan fokus pada hal-hal non fisik. Si ikhwan akan mencari berbagai kelebihan sehingga ia bisa bilang: emang ane nggak seindah bulan purnama, tapi ane banyak hapal Qur`an, ane nggak sekeren bintang film, tapi ane tahu banyak tentang manajemen organisasi, tampang ane emang standar tapi yang penting orang masih mau dengerin nasehat-nasehat ane.
      Ikhwan seperti ini sangat sadar, Yang Kuasa menilai seseorang bukan dari hidung mancung, bibir tipis eksotis atau dada bidang dan perut six pax yang banyak di kampanyekan media massa sebagai gambaran cowok paling keren sedunia. Ia juga yakin, seorang akhwat sejati; pendemping hidupnya kelak nggak akan menilai penampilan seseorang dari tampilan luar. Sekadar cakep mana bisa bikin bahagia; tampang manis-ngeggemesin-lucu banget, bukn jaminan ia bisa memberikan rumah tangga sakinah. Ia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwanya yang akan mebuat derajatnya tinggi di hadapanNya.
      Ada kalanya si ikhwan merasa rendah diri. Sering  minder bila harus berhubungan dengan orang-orang keren. Maka dari itu ia lebih senang mengerjakan peran-peran di belakang layar daripada harus tampil di depan umum. Ia semakin nyaman manakala lingkungan tempat ia menghabiskan sebagian besar waktunya di masjid kampus, misalnya. Ia lebih mengutamakan dzikir  dan pikir daripada wajah ganteng dan penampilan tajir. Ia menemukan tampat yang mau menerimanya apa adanya, sehingga bisa mengembangkan potensi-potensi terpendam untuk menjadi sosok yang banyak manfaat bagi sekitarnya.
      Dan karena merasa nggak gentang, ia cukup tahu diri untuk merawat diri dan pakaian. Berusaha semaksimalmungkin untuk menghindari bau-bau nggak sedap dari bagian tubuh tertentu atau dari pakaian yang terpapar cairan-cairan beraroma sengit. Biar nggak ganteng yang penting bersih dan rapi, dong! Kalau si ikhwan sudah begini lama-lama bisaterlihat lumayan ganteng juga lho!

d.      Ikhwan Tidak Ganteng yang tidak Tau Akan Ketidakgantengannya
Ikhwan tipe keempat ini bisa merasa nggak bersalah ketika beberapa orang manahan napas karena bau badannya yang sengit. Baju dan bawahannya seperti asal pakai, nggak peduli modelnyajadul banget atau warnya yang kontaras atau kurang sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena fisik yang kurang menunjang, pakaian dan artibrut yang ia pakai kerap memperburuk penampilanya. Anehnya, ia terlihat tetap percaya diri, senyum sana, senyum sini, lho.
      Sepintas ikhwan seperti ini nyebelin banget, nggak tahu diri. Tapi jangan berprasangka buruk duu, dong. Ada beberapa penyebab yang membuat si ikhwan kurang sadar dengan penampilannya. Salah satunya ya, karena nggak ada yang berani menasihatinya. Ia punya konsep tentang kerapian, kebersihan dan penampilan yang berbeda dengan kebanyakan orang. Jika ukuran rambut rapi laki-laki kebanyakan orang adalah berpotongan pendek dan nggak mengenai telinga, menurut dia nggak begit. Baginya, konsep ranbut rapi iti yang penting nggak semrawut seperti cowok gondrong nggak pernah menyisir rambut. Pengetahuan agama njuga sering dijadikan sandaran sikap, “ cowok rambut gondrong, wajar kok.rasul aja rambutnya gondrong”.
      Mau nggak mau harus ada yang berani menegurnya, dengan cara yang baik tentunya. Menasihati secara personal, bukan menyindirnya di depan umum. Sindiran yang menyinggung persaannya, bukan hanya membuat jalinan persaudaraan renggang, tapi juga bisa membuat ia makin malas memperhatikan penampilan. Sebuah pengalaman berharga juga bisa membuat perilakunya berubah. Misanya gara-gara penampilan yang serampangan ia gagal presentasi guna mendapatkan beasiswa. Penampilan memamng bukan hal yang utama, tapi penampilan menampakan sebagia kepribadian seorang ikhwan yang notabenya agen perubahan; seorang pendakwah.




Dikiutip dari:
Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin
Koko Nata & Denny P








 Klasifikasi ikhwan 




I.                    Berdasarkan pemahaman terhadap Islam
a.     Ikhwan Spons
Sebagaimana sebuah spons (inggris=sponge) , ikhwan spons terlalu banyak menyerap materi. Orang bisa kagum dengan wawasan keislamanya. Ia dapat menjelaskan dalil dengan baik, bisa berdebat dengan fasih. Ia bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumentasi kuat, menyetir ayat Al Qur`an dan hadis. Ngustad banget deh pokoknya.
b.     Ikhwan besi
Dia adalah ikhwan yang bersmangat dalam menerapkan ajaran islam, padahal dia dului adalah sosok yang jukie2, funky, dan jorkygitu, deh. Ada suatu peristiwa penting yangmembuat dia sadar dan berubah. Temanya yang sesama pemadat mati, terus dia ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya, dan peristiwa lainya yang telah mennguncang sisi psikologisnya. Namun perubahan yang terjadi sangat drastis. Dia yang dulu senang jean bolong-bolong, sekarang berbaju koko ria kemana saja. Musiknya yang metal abiz, berubah jadi nasyid-nasyid jihad tipe Ar-Ruhul Jadid. Perubahan ajaibnya membuat orang terkesima, gak percaya. Kok, dia bisa berubah begitu ya?

      Ikhwan jenis ini sedang mengalami euforia beragama. Ia sedang semangat bersilam; gila, in ijalan kehidupan yang gua cari jack! Sikapnya dalam beribadah dan beramal selalu berlebihan. Misalnya saja dalam menerapkam perintah untuk menundukan pandangan (ghadul  bashar). Dia gampang memalingkan muka dengan lawan jenis, bahkan membuang muka pada mereka yang berpenampilan menggoda sehingga menyakiti lawan bicara. Emank enak bicara sama orang yang ninduk terus?
      Si ikhwan bersikap begini karena ilmu agamanya masih dangkal. Ia bersikap sangat reaktif tanpa Tabanyyun atau konfirmasi untuk perbedaan –perbedaan yang ada. Padahal gurunya yang lebih senior menerima pernedaan itu dengan lapang dada. Melihat orang yang bersidekap di perut ,ia sinis. Yang bener itu d dada, bukan di perut, emangnye lagi kembung. Sikap ini adalah eujud dari kehidupan ikhwan yang sangat sekuler bahkan cenderung bebas di masa lalu. Ia baru menemukan oase di padang gersang, ingin menyelan sedalam-dalamnya. Kita melihatnya sebagai sosok pribadi yang tangguh, militan,rela berkorban, berani mati pokoknya heroik banget deh. Ia seperti besi yang kuat, keras dan anti patah.
      Tapi dibalik semangatnya yang menyala-nyala itu, si ikhwan besi ini sebenarnya rapuh. Bahkan kontruksi besi sebenarnya tak sekuat penampakanya. Besi mudah teroksidasi (bereaksi dengan oksigen) sehingga terjadilah korosi atau perkaratan. Jika besi nggak dirawat; dilapisi cat, dijauhkan dariair dan zat-zat penyebab karat, besi akan keropos, luruh dan terkubur dalam tanah. Nggak sedikit ikhwan yang dulinya jaim banget sekarang jadi futur (terputus di tengah jalan). Ia kemabali ke selera asal, jadi funky, junkie, dan jorky lagi. Dia yang dulu terlihat anti cewek, sekarang malah TP-TP melulu. Penampilanhy metro seksual: dandy, rapi, wangi sekali.
      Haruskah mereka ditinggalkan? Jangan ! kita bisa saja melihat ikhwan besi yang futur sebagai sosok yang munafik atau jijay bajay capcay. Tapi , kenagan dalam komunutas dakwak islam, masih terpatri di hatinya, ia bisa saja tertawa, padahal hatinya menangis. Ia gembira , padahal menderita. Keadaan memaksanya berubah, dan kita terkadang nggak mengerti situasi dan kindisi yang mengukungnya.
      Pendekatan secara personal adalah pendekatan yang tepat unruk ikhwan besi yang sedang futur. Ia butuh teman berbagi, tempat melepaslara dan gundah. Sifat jaimnya memang masih nyebelin banget! Tapi percayalah, kalau kita terus mendekatinya, berusaha merangkulnya,melucuti kerak-kerakyang melumuri hatinya, insya Allah ia dapat kembali bercahaya. Memang butuh proses panjang untuk mengembalikanya seperti sedia kala. Tapi, Allah melihat proses, bukan hasilnya, kan?
c.      Ikhwan bambu
Ada ikhwan yang sevara fisik biasa tapi mempesona. Wajahnya nggak sekelas para idola remaja. Anehnya dia enak dilihat, sejuk, dan asyik banget mendengar nasehat darinya. Ia bisa saja orang yang telah banyak memiliki ilmu agama, atau bisa jadi ia adalah sosok yang kalau menbaca Al-Quran masih terbata-bata. Satu hal yang mereka sama-baik yangmasih dangkal atau dalam ilmu agamanya- yaitu, merka mudah menerima nasihat, saran dan kritikan,sekalipun datang dari orang yang lebih muda.
      Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sayangnya , masih sedikit yang mau memperbaiki diri, susah diingatkan, dan sulit menerima masukan dari orang lain. Untungnya, beberapa orang sangat terbuka menrima masukan atau nasihat dari siapa pun. Swmangat memperbaiki diri tinggi. Hari ini harus lebih n=baik dari hari kemarin. Ia nggak pernah lelah belajar.
                              Ikhwan seperti ini umumnya tahan banting, siap menghadapi segala                                                                                             perubahan cuaca. Ia layaknya bilah bambu. Kokoh, tegak terpancang meskipun angin menggoyah. Seperti bambu yang memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang, ikhwan ini berusaha tegar. Ia berusaha tegsk walaupoun oetir menggelegar. Semakin tinggi posisinya, ia tetap merunduk.

      Ada kalanya ia dianggap kamoungan, kuno, kurang trendy, sama kayak bambu yang juga sudah dianggap kurang modern. Itu sebuah pilihan. Ia lebih nyaman tampil bersahaja. Lebih suka di belakang layar daripada menjadi aktor pemeran utama. Jauh dari hingar bingar dan gegap gempita selebritas. Tapi bila ia pergi, banyak orang kehilangan.
      Bambu hodup berumpun. Bentuknya silindris, berbuku-buku, berongga namun kekar, berdinding keras. Bambu tumbuh bertahap, mulai dari rebung, batang muda, dan sudah dewasa pad umur 4-5 tahun. Bambu siap terbang, dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan rumah, perabotan dapur, kerajinan tangan, bahan bangunan , serta peralatan lain baik yhang sederhana sampai dengan ondustri bambu lapis, laminasi bambu, juga indistri kertas modern. Seorang ikhwan idealnya juga seperti itu. Ia berkumpul dengan orang-orang yang saleh untuk menimba ilmu, terus memperbaiki diri, bertahap tumbuh, dewasa, menyebar kesetiap penjuru bumi. Seperti bambu yang bertunas di sertiap buku-bukunya, si ikhwan juga harusbisamemberi manfaat, cahaya, dari setiap perilaku keseharianya.
      Ikhwan bambu diharapkan menumbuhkan bambu-bambu muda. Bukan tiruan, tapi sosok yang mempunyai kesalehan dan kobar semangat yang nggak kalah sama. Ia lentur, mudah membaur, tanpa harus lebur. Duni membutuhkan sosok-sosok bambu yang bekerja seiimbang umtuk dinia dan surga.

I.                   Berdasarkan Gaya Kerjanya

Salah satu indikator kecerdasan seseorang adalah keefektifan dan keefisienannya dalam bekerja. Matindas, seorang Psikolog Perilaku Industri dan Organsasi dalam bukunya Manajemen SDM lewat Konsep AKU, menggolongkan seseorang berdasarkan pola tingkah lakunya dalam bekerja sama dengan orang lain menjadi lima gaya kerja : Gaya Komandan, Gaya Pelayan, Gaya Seniman, Gaya Birokrat dan Gaya Manajer. Dalam konteks ikhwan di sesuaikan  menjadi Ikhwan Komandan, Ikhwan Pelayan, Ikhwan Seniman, Ikhwan Birokrat dan Ikhwan Manajer.
a.     Ikhwan Komandan
Siap grak!
Hormat grak!
      Seperti itulah teriakan komandan yang diikutu oleh seluruh bawahanya. Semua nurut aja. Gaya kerja Ikhwan Komandan mirip seperti itu. Ia sering merasa benar sendiri, merasa tahu apa yang harus ia lakukan. Gagasannya adalah hal terbaik untuk kepentingan bersama. Kalu kelompok mengikut usulanya, sukses sudsh didepan mata. Ia secara halus maupun ancaman, membujuk orang lain agarmenerima pendapatnya. Serangkaian argumen yang mendukung gagasanya keluar satu persatu sehingga gagasan Ikhewan Komandan terk=lihat sangat masuk akal untuk dilaksanakan.
      Saat menjadi ketus tim kerja atau sebuah kegiatan ia menjadi pengambil keputusan dan menentukan langkah kerja anggita lainya. Apabila ada anggota tim yang ingin memlakukan sesuatu, ia perlu tahu. Seluruh prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan konsep yang telah ia rancang, nggak boleh melenceng dari kesepakatan yang telah ia tetapkan.
      Jika berada pada level bawahan; sesama anggota tim kerja, ia cenderung menempatkan diri sebagai pemimpin. Ia adalah pengambil keputusan pada level yang setingkat denganya. Kepada atasan ia akan memaksakan kehendak, berpendapat bahwa tim kerjanya telah memikirkan  secara matang setiap tahp pekerjaan, nggak perlu diubah lagi.
      Ketika bersinggungan dengan kelompok lain, ia akan meneliti, apakah kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang akan merugikan kelomoknya atau nggak. Ia sulit percaya dengan kelompok lain, cenderung curga: kelompok lain akan merugikan. Maka dari itu ia seringmengabaikan kepentingan kelompok lain, mengutamakan kepentingan kelompoknya dengan anggapan kepentingannya adalah hal yang utama dibandingkan kepentingan orang lain.
      Ikhwan Komandan adalah pejuang tangguh. Ia rela berkorban demi kepentingan diri dan kelompoknya. Ia siap adu jotos dengan pihak lain, ketika ia merasa benar. Ia nggak segan mengkritik habis-habisanpemikiran orang lain yang merugikan kelompoknya. Satu hal yang unik dari Ikhwan Komandan, ia bisa tetap tenang meskipun menghadapi ketegangan emosional yang timbul akibat permasalahandengan pihak lain. Di dadanya sudah berkobar keyakinan bahwa sikap ane ini uda bener!
b.     Ikhwan pelayan
Tugas pelayan adalah melayani, memberikan yang terbaik untuk pelannganya. Ikhwan pelayan juga begitu. Iaingin orang lain menerima sikapnya, senang atas keputusanya. Kia nggak tahan bermusuhan, lebih suka tertawa dan bercanda;mencairkan suasana tegang akibat perang urat syaraf bedapendapat. Persaudaraan lebih berharga daripada persahabatan yang nggak berujung-pangkal.
Sebagai atasan atau pemimpin dalam sebush tim kerja, ia lebih suka membujuk daripada menganncam. Ia mengemukakan ide pemikiranya degan lembut, berusaha sesantun mungkinsehingga orang lain bisa memahami pendapatnya. Ia menghormati pendapat orang lain, mendengarkan secara seksama, meskipun nggak setuju. Dalam posisi yang sama sebagai anggota tim kerja, ia berusaha menahan diri, membiarkan porang lain mengemukakan pendapatnya ggerlebih dahulu. Bila sngat perlu, barulah ia menambahkan.
      Ia giat mempelajari kepentingan pihak lain yang diungkapkan secara terang-terangan maupun terselubung. Kalau ada hal yang memberatkan ia menunggu orang lain menyampaikan keberatanya. Ia berharapagar orang lain saja yang memberikan kritik.
      Dalam mengajukan pendapat atau usulan untuk kepentinganya sendiri atau kelompoknya, Ikhwan pelayan Cenderung hati-hati. Ia nggak ingin kepentingan pribadi atau kelompok bertentanganatau merigikan pihak lain. Ia lebih suka memikirkan kepentingan pribadi individu dari kelompok lain, daripada kepentingan kelompok yang diwakili individu tersebut. Siapa tahu mereka sebenarnya keberatan dengan pendapat kelompoknya.
      Dalam menghadapi masalah, Ikhwan Pelayan sekuat tenaga meredaka efek emosional yang timbul saat ketegangan. Ia nggak mencari akar permasalahankenapa sampai terjadi perbedaan pendapat. Ia lebih mendukung pemecahan masalah yang lebih didukung oleh rekan kerjanya. Ia mementingkan hubungan baik abtar individu daripada kualitas kerja. Ia mengorbankan kualitas kerh=ja yang seharusnya bisa optimal demi tetap terjaganya rasa persaudaraan dalam tim kerja.
a.     Ikhwan Seniman
Citra diri seorang seniman adalah individu bebas dalam berkreasi dan berpenampilan. Sikapnya terkesan semau gue. Nah, perilaku Ikhwan Seniman hampir serupa pada citra seniman pada umunya. Ia kurang suka di repotkan dan enggan merepotkan. Meskipun orang lain menganggap berat suatu pekerjaan, ia lebih suka mengerjakn sendiri dengan cara yang yang biar ane tentuin aje.
Ia nggaj peduli dengan hasil perundingan atau kesepakay=tan dengan pihak lain. Sikapnya bisa saja mengangguk-angguk seolah sepakat, padahal dalam hati ia sedanh melakukan pemindaian (scanning)­­l; apakah hasil kesepakatan sesuai atau merugikan kepentinganya. Kalu sesuai ia akan mengikuti, bila nggal silakan amabil alih. Misalnya ia tergabung dalam divisi publikasi seminar. Ketika teman-teman satu timnya sibuk menempel poster publikasi,ia bisa dengan santai berkata, “Area jalan Margonda biar ane aja yang tempel, tapi  afwan banget nih, mau ke perpustakaan dulu balikin buku.”
Saat berada dalam situasi kerja yang melibatkan lebih dari dua orang, ia cenderung malas berunding, ia cendeerubg malas berunding, membiarkan rekan-rekan kerja timnya memutuskan sesuatu. Dia akan setuju dengan hasil perundingan. Ia hanya ingin tahu harapan anggotta tim. Bisakah ia memenuhinya? Jika hasil perudingan memngganggu kepentingannya ia  mudah saja mengatakan nggak setuju, maka ia ikut saja tapi mengingkari hasil perundingan. Misalnya ada rapat organisai hari Minggu, sedangkan ia penya banyak pekerjaan pribadi di hari itu. Maka meskipun ia mengangguk setyju ia nggak akan  datang mengikutu rapat itu.
Ikhwan seniman sering mengabaikan keinginan pihak lain, belum ada usaha untuk tahu keinginan pihak lain. Yang penting urusan pribadinya berjalan lancar. Ia hanya fokus pada keinginan dan kepentingan pribadinya saja. Dia bkan tipe pencemas saat pihak lain menebar isu macam- macam tentang kelompokya. Ia menyikapinya dengan santai :  gitu aja kok repot!
b.      Ikhwan Birokrat
Ikhwan birokrat sangat memperhatikan prosedur atau tatacara pelaksanaan sebuah pekerjaan. Ia bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya untuk mengadakan acara sekolah, ia merasa harus bicara dulu dengan pembina OSIS, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan hingga kepala sekolah. Dengan semang hati ia melakukanya, karena  memang begitulah aturanya.
Peraturan disini bukan hanya peraturan tertulis. Norma dan nilai standar yang berlaku di lingkungan setempat juga kebiasaan turun-temurun dari generasi ke generasi juga menjadi pegangan; earah gerak ikhwan Birokrat. Semangat kerjanya bisa menurun drastis bila haris melanggar aturan.
Ribet banget ya? Pada dasarnya Ikhwan Birokrat ingin pekerjaaanya berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan baku yang berlaku. Ia akan menegur rekan satu tim yang bekerja diluar tata laksana. Menurutnya,pekerjaan yang bertebtangan dengan aturan bisa membuat ia atau timnya mendapat teguran dari atasan atau orang yang lebih berkuasa. Maka dari itu sebelum ditegur lebih baik ia menegur lebih dulu.
Fokus setiap kerjanya adalah hasil dari pelaksanaan prosedur, jika seorang anggota panitia bedah buku maka ia akan bekerja sebagaimana biasa tanpa merasa perlu untuk bereaksi. Merancang acara bedah buku cukup hadirkan penulis, pembedah, sudah. Menghadirkan artis atau dramatic reading sebagai selingan bukan hal yang penting.
Ia bukan orang yang memikirkan kepentingan dirinya, tapi juga nggak berusaha mengalah demi kepentingan pribadi. Sedang Ikhwan Pelayan lebih mengutamakan kepentingan pribadi, rela mengorbankan kualitas pekerjaan. Ikhwan Birokrat terlihat seolah memperhatikan kuelitas pekerjaan, padahal sebeenarya ia nggak terlalu peduli dengan kualitas pekerjaan, yang penting sesuai aturan.
c.       Ikhwan Manajer
Pada sebuah kantor yang menjalankan usah tertentu, hanya sedikit orng yang menduduki posisi manajer. Seorang manajer memimipin tim kerja untuk melakukan tugas tertentu.posisi manajer termasuk jabatan yang ber derajat tinggi dalam pandangan sebagia orang.
Idealnya seorang Ikhwan memiliki gaya kerja seperti halnya manajer yang profesional : Ikhwan Manajer. Ia menjunjungm simbioisis mutualisme; keja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Jika menguntungkan, semua pihak harus merasakan. Bila merugi, satu sama lain harus bahu membahu bangkit dari keterpurukan.
Sebagai atasan atau ketua tin kerja, Ikhwan Manajer akan menganalisa terlebih dahulu usulan bawahanya. Ia menin=mbang sejauh mana usulan tersebut mempengaruhi kedua belah pihakyang terikat kerja sama. Harus ada penjelasa yang masuk akal dan menguntungkan, barulah ia menyambut baik usulan tersebut. Ketika  berada dengan posisi yang sama dengan tim yang lain ia akan mencermati pemikiran tiap anggota, mendukung usukan dan tatacara kerja yang paling menguntungkan setiap pihak.
      Ikhwan Manajer sering bertanya. Ia merasa perlu jawaban detil, bukan penjelasan secara umum. Ia kurang bisa memperirakan akibat-akibat yang timbul dari penjelasan secara umum tersebut. Karena itu, soap-siapi saja berdiskusu panjang lebar denganya.
      Uniknnya,  Ikhwan Manajer sengat peduli dengan pihak lawan atau orang yang bersebrangan pendapat dengan dirinya. Jika pihak lain merugi, is merasa ikut rugu pula. Maka sebelum kerugian pihak lawan menjadi nyata, ia segera menyusun win-win solution; semua untung, menawarkanya padasang rival.
      Dalam menyelesaikan masalah, Ikhwan Manajer akak mempelajari panhkal masalah, apa yang sebenarnya menimbulkan permasalahan. Dengan begitu ia berharap mendapatkan pemecahan masalah terbaik. Untuk itu, ia bisa saja menekan pihak lain secara halus tanpa menyakiti.
I.                   Berdasarkan Kepribadianya
Eysenck (dalam Beard dan Senior, 1980) mengemukakan dua ciri kepribadian yaitu ekstrovert dan interovert. Kepribadian ini sangat menentukan prestasi dan masa depan seseorang. Kepribadian terbentuk dari pengalaman yang berkesan-baik kesan buruk maupun kesan baik- akan membangun kepribadian seseorang. Terkait dengan sosok ikhwan maka kepribadian seorang ikhwan dibagi menjadi :
a.      Ikhwan Ekstrovert
Ikhwan Ekstrovert menyukai kegiatan sosial. Bentuknya bisa berupa bazar, sembako murah di tingkat RT, sampai aksi donor darah tingkat internasional. Ia senang terlibat dalam aksi-aksi yangmemungkinkanya bertemu dengan beragam orang dari berbagai latar belakang kehidupan.
      Keberadaan orang-orang di sekitarnya sangat berpengaruh terhadap kreatifitasnya. Ia lebih kreatif dan optimal bekerja di tengah keramaian. Bersama teman-temannya, ia kuat begadang sampai lewat tengah malam untuk menyelesaikan sebuah tugas kepanitiaan. Sedangkan bila di rumah, sendirian, melihat bantal saja sudah membuatnya terlelap sampai pagi.
      Nggak perlu heran bila Ikhwan Ekstrovert sangat berminat pada aktivitas di luar ruangan. Demonstrasi dijalanan, kegiatan lintas alam, mendaki gunung adlah sedikit tempat terbuka yang membuat bisa berekspresi sebebas-bebasnya. Maka dari itu umumnya jaringan otottubuh Ikhwan Ekstrovert lebih berkembang guna mendukung aktivitas luar ruanganya itu.
      Dalam menyelesaikan masalah, Ikhwan Ekstrovert cepat bertindak tapi kurang berfikir. Ketika ada orang yang menfitnahnya ia langsung melabrak melakukan kontak fisik dengan orang tersebut. Belakangan barulah ia menyadari tindakannya itu berakibat fatal.
      Bila pengalamanya dalam sebuah lingkungan kerja masih minim, kesalahan yang ia lakukan adalah guru berharga untuk masa depan. Ia senang berdiskusi untuk memecahkan masalah, kurang suka memikirkan penyelesaian masalah sendirian.

b.      Ikhwan Interovert
Ikhwan Introvert bisa dikatakan mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan Ikhwan Ekstrovert. Ia cenderung diam, seolah hanya memiliki sedikit kata untuk dibagi pada orang lain. Ia kurang nyaman bila berada di tengah keramaian, lebih suka menyendiri di temoat sepi, bermain-main dengan pikiran dan gagasanya yang berterbangan di kepalanya.
      Suatu hari bisa saja Ikhwan Interovert menghadiri pesta atau tempat-tempat keramaian. Ia akan terlihat sering melirikjam tangan, menyelesaikan urusanya di termpat tersebut dan langsung pergi menuju ke tempat yang lebih tenang. Dlam  ketenangan itulah ia banyak merenung, baik merenungkan dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
      Ketika menghadapi suatu masalah, Ikhwan Ekstrovert akan berpikir panjang sebelum bertindak.  Ia akan meninbang baik-buruk dampak tindakan yang akan dia lakukan. Mencari cara terbaik yang menguntungkan. Ia akan sering terlihat termenung dengan pikiran melayang ke langit biru. Meskipun ada orang di sampingnya, ia bisa nggak peduli sama sekali. Nggak heran bila akhirnya ia hanya memiliki beberapa teman dekat saja.
                                                 
II.                 Berdasarkan Fisik dan Pengenalan Terhadap Diri
Setiap orang terlahir dengan rupa dan kondisi jasmani yang berbeda-beda.ada yang secara genetis (karena keturunan dari orang tua) sedap di  pandang,ada yang biasa aja, nggak sedikit pula yang kurang enak dipandang lama-lama. Penilaian enak-enggak enak akan berbeda setiap orang. Sebagian orang menganggap Irwansyah gantengnya minta ampun, tapi lainya menilai Irwansyah biasa aja, ayau malah membikin pusing jika melototinya lama-lama. Pengalaman di masa lalu sangat menentukan. Misalnya cewek yang pernah dilecehkan oleh cowok ganteng berkumis manis bak semut berbaris, akan mengalami trauma  sehingga membenci cowok-cowok berkumis.
Meskipun setiap orang mempunyai ukuran kecantikan dan kegantengan yang berbeda-beda, pada umumnya kita sepakat kalau cewek-cewekfinalis kontes ratu-ratuan umumnya cantik, cowok-cowok yang melenggang jain di atas catwalk ganteng-ganteng. Maka, untuk membahas ikhwan ganteng, kita perlu sepakat dulu : ikhwan ganteng adalah ikhwan yang memiliki tubuh proporsional antara berat dan tinggi badan, enak dilihat (pokoknya, setiap 10 cewek yang ditanya: bagaimana tampangnya? Minimal lebih dari setengahnya akan menjawab ganteng!) dan punya semacam daya tarik tertentu yang membuat orang ingin terus  bersamanya.                                   

a.      Ikhwan Ganteng yang Tahu Akan kegantengannya
Ikhwan tipe ini biasany selalu berpenempilan rapi dan serasi. Selalu bisa menyesuaikan penampilanhya dengan situasi dan kondisi. Di acara-acara indoor; dalam masjid, dia terlihat kayak-ngustad-banget –dech. Untuk acara outdoor seperti acara demonstrasi kenaikan BBM, penampilanya mujahid-sejati-sekali. Karena secara alami sudah ganteng ia terlihat cocok memakai apa saja. Hebatnya penampilan ikhwanini selalau cocok dengan sikonnya.
      Dalam keseharianya, palinhg nggak, ada dua kemungkinan perilaku ikhwan yang sadar dengan kegantengannya. Pertama ia akan syukur dan rendah hati. Ia menganggap kegantengan adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Bayangin saja, sementara cowok-cowok lain bueuh amplas umtuk menghaluskan kulit, menyamarkan parut-parut bekas jerawat, ia cukup membilas wajah dengan air wudhu, langsung bersinar deh,seperti dipasangi bholam. Ketika bercermin ia kerap mengucapkan hamdalah, sambil narsis: bergaya ala James Bond baru mengalahkan musuhnya. Ia tahu beberapa (bahkan nggak sedikit akhwat maupun cewek-cewek yang fashioneble  mengaggumi fisiknya. Ada rasa bangga dan senang karena banyak kaum hawa yang menyukai penampilanya. Dia berusaha tetap jaim dengan berusaha nggak memberikan perhatian lebih untuk para penganggumnya yang secara non formal tergabung dalam IKAPITENG (Ikatan Pengaggum Ikhwan Ganteng)
      Kemungkinan kedua, ikhwan ganteng menggunakan semaksimal mungkin kegantengannya untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama yang mengandung unsur tebar pesona. Misaknya dalam urusan kehumasan suatu kepanitiaan. Urusan kesan pertama harus menggoda serahkan saja padanya. Karena  kegantengannya itu ia bisa di berdayakan untuk dijadikan semacam pemikat acara-acara yang memerlukan untuk tampil di depan umum seperti ceramah, seminar atau pelatihan. Peran mc, moderator, atau pembawa acara sering ia diambil alih.
      Sepintas jadi Ikhwan Ganteng emnak benget. Sudah cakep, terlihat alim lagi. Ia layaknya seleb untuk kalangan terbatas. Menjadi idola, punya pengaggum dari tipe secret admirer sampai penggemar fanatik yang rela membunuh tikus untuk menarik perhatiannya. Padahal nggak banyak orang tahu, kegantengannya itu kerap menimbulkan masalah dan sangat mengganggu aktivitas kesehariannya. Sebagai seleb, jika ia berperilaku aneh sedikit, maka cela dan kritik pasti segera meluncur . mengupayakan keikhlasan seringkali menjadi susah, karena belum apa-apa orang sudah memberi penilaian khusus. Maka dari itu, daripada pusing mikirin masalah yang timbul akibat kegantengannya, ia menikmati saja karunia dari Sang Pencipta tersebut. Sehingga timbulah kesan bahwa ia menikmati kekaguman dari orang-orang sekitarnya.
b.      Ikhwan Ganteng yang Tidak Tahu Akan Kegantengannya
Ikhwan yang sadar dengan kegantenggannya cenderung memperhatikan penampilan dan merawat diri. Sebaliknya, ikhwan yang kurang menyadari kegantengannya cenderung berpenampilan asal-asalan dan cuek. Ia tetap bisa nyaman memakai pakaian yang sama selama seminggu, atau membiarkan rambutnya berminnyak tanpa upaya untuk keramas apalagi creambath segala. Hebatnya, meskipun tampangnya minta ampun kucelnya, ia tetap terlihat keren!
      Ketidakpedulian si ikhwan terhadap fisiknya dapat terjadi karena lingkungan, keluarga yang membesarkannya tidak begitumemuja penampilan, sehinnga si ikhwan merasa kebagusan fisik bukan sesuatu yang penting. Selama orang lain nyaman bergau dengan dirinya dan dirinya juga merasa nyaman, untuk apa ambil pusing. Maka nggak perlu heran bila pakaiannya terkesan murahan, warna kurang matching , modelnya jadul banget tapi selama enak di pakaii nggak masalah.
      Ikhwan seperti ini umumnya mempunyai pemahaman iman dan taqwa lebih utama dari tampilan. Tapi meskipun demikian, ia haris tetap dipahamkan,dalam kondisi tertentu perlu juga memperhatikan penampilan. Apa kata dunia, kalu si ikhwan sahalat dengan sarung yang bau sengit seperti sekarung kaus kaki yang setahun nggak dicuci. Bisa mengganggu kekhusyukan  orang lain untuk beribadah.
      Bukan nggak mungkin si ikhwan yang nggak peduli dengan kegantengngannya ini bisa berubah menjadi sadar banget dengan kegantengngannya. Ini dapat terjadi karena ia mendapat kepuasa pribadi ketika penampilannya berubah. Mendapat pujian misalnya. Atau ia mendapat manfaat banyak dari perubahan penampilannya tersebut. Ketika ia mulai mengubah cara pandang terhadap dirinya sendiri, perlu seseorang yang tetap menasihati, agar ia nggak berubah menjadi ikhwan yang narsis.
     
c.       Ikhwan Tidak Ganteng yang Tahu Akan Ketidak Gatengannya
Ikhwan yang sadar bahwa penampilannya ngepas banget akan fokus pada hal-hal non fisik. Si ikhwan akan mencari berbagai kelebihan sehingga ia bisa bilang: emang ane nggak seindah bulan purnama, tapi ane banyak hapal Qur`an, ane nggak sekeren bintang film, tapi ane tahu banyak tentang manajemen organisasi, tampang ane emang standar tapi yang penting orang masih mau dengerin nasehat-nasehat ane.
      Ikhwan seperti ini sangat sadar, Yang Kuasa menilai seseorang bukan dari hidung mancung, bibir tipis eksotis atau dada bidang dan perut six pax yang banyak di kampanyekan media massa sebagai gambaran cowok paling keren sedunia. Ia juga yakin, seorang akhwat sejati; pendemping hidupnya kelak nggak akan menilai penampilan seseorang dari tampilan luar. Sekadar cakep mana bisa bikin bahagia; tampang manis-ngeggemesin-lucu banget, bukn jaminan ia bisa memberikan rumah tangga sakinah. Ia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwanya yang akan mebuat derajatnya tinggi di hadapanNya.
      Ada kalanya si ikhwan merasa rendah diri. Sering  minder bila harus berhubungan dengan orang-orang keren. Maka dari itu ia lebih senang mengerjakan peran-peran di belakang layar daripada harus tampil di depan umum. Ia semakin nyaman manakala lingkungan tempat ia menghabiskan sebagian besar waktunya di masjid kampus, misalnya. Ia lebih mengutamakan dzikir  dan pikir daripada wajah ganteng dan penampilan tajir. Ia menemukan tampat yang mau menerimanya apa adanya, sehingga bisa mengembangkan potensi-potensi terpendam untuk menjadi sosok yang banyak manfaat bagi sekitarnya.
      Dan karena merasa nggak gentang, ia cukup tahu diri untuk merawat diri dan pakaian. Berusaha semaksimalmungkin untuk menghindari bau-bau nggak sedap dari bagian tubuh tertentu atau dari pakaian yang terpapar cairan-cairan beraroma sengit. Biar nggak ganteng yang penting bersih dan rapi, dong! Kalau si ikhwan sudah begini lama-lama bisaterlihat lumayan ganteng juga lho!

d.      Ikhwan Tidak Ganteng yang tidak Tau Akan Ketidakgantengannya
Ikhwan tipe keempat ini bisa merasa nggak bersalah ketika beberapa orang manahan napas karena bau badannya yang sengit. Baju dan bawahannya seperti asal pakai, nggak peduli modelnyajadul banget atau warnya yang kontaras atau kurang sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena fisik yang kurang menunjang, pakaian dan artibrut yang ia pakai kerap memperburuk penampilanya. Anehnya, ia terlihat tetap percaya diri, senyum sana, senyum sini, lho.
      Sepintas ikhwan seperti ini nyebelin banget, nggak tahu diri. Tapi jangan berprasangka buruk duu, dong. Ada beberapa penyebab yang membuat si ikhwan kurang sadar dengan penampilannya. Salah satunya ya, karena nggak ada yang berani menasihatinya. Ia punya konsep tentang kerapian, kebersihan dan penampilan yang berbeda dengan kebanyakan orang. Jika ukuran rambut rapi laki-laki kebanyakan orang adalah berpotongan pendek dan nggak mengenai telinga, menurut dia nggak begit. Baginya, konsep ranbut rapi iti yang penting nggak semrawut seperti cowok gondrong nggak pernah menyisir rambut. Pengetahuan agama njuga sering dijadikan sandaran sikap, “ cowok rambut gondrong, wajar kok.rasul aja rambutnya gondrong”.
      Mau nggak mau harus ada yang berani menegurnya, dengan cara yang baik tentunya. Menasihati secara personal, bukan menyindirnya di depan umum. Sindiran yang menyinggung persaannya, bukan hanya membuat jalinan persaudaraan renggang, tapi juga bisa membuat ia makin malas memperhatikan penampilan. Sebuah pengalaman berharga juga bisa membuat perilakunya berubah. Misanya gara-gara penampilan yang serampangan ia gagal presentasi guna mendapatkan beasiswa. Penampilan memamng bukan hal yang utama, tapi penampilan menampakan sebagia kepribadian seorang ikhwan yang notabenya agen perubahan; seorang pendakwah.




Dikiutip dari:
Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin
Koko Nata & Denny P