Klasifikasi ikhwan
I.
Berdasarkan pemahaman terhadap
Islam
a.
Ikhwan Spons
Sebagaimana sebuah spons (inggris=sponge) , ikhwan
spons terlalu banyak menyerap materi. Orang bisa kagum dengan wawasan
keislamanya. Ia dapat menjelaskan dalil dengan baik, bisa berdebat dengan
fasih. Ia bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumentasi kuat, menyetir
ayat Al Qur`an dan hadis. Ngustad banget deh pokoknya.
b.
Ikhwan besi
Dia adalah ikhwan yang bersmangat dalam menerapkan
ajaran islam, padahal dia dului adalah sosok yang jukie2, funky, dan
jorkygitu, deh. Ada suatu peristiwa penting yangmembuat dia sadar dan berubah.
Temanya yang sesama pemadat mati, terus dia ditinggal pergi oleh orang yang
dicintainya, dan peristiwa lainya yang telah mennguncang sisi psikologisnya. Namun
perubahan yang terjadi sangat drastis. Dia yang dulu senang jean bolong-bolong,
sekarang berbaju koko ria kemana saja. Musiknya yang metal abiz, berubah jadi
nasyid-nasyid jihad tipe Ar-Ruhul Jadid. Perubahan ajaibnya membuat orang
terkesima, gak percaya. Kok, dia bisa berubah begitu ya?
Ikhwan jenis ini
sedang mengalami euforia beragama. Ia sedang semangat bersilam; gila, in ijalan
kehidupan yang gua cari jack! Sikapnya dalam beribadah dan beramal selalu
berlebihan. Misalnya saja dalam menerapkam perintah untuk menundukan pandangan
(ghadul bashar). Dia gampang memalingkan
muka dengan lawan jenis, bahkan membuang muka pada mereka yang berpenampilan
menggoda sehingga menyakiti lawan bicara. Emank enak bicara sama orang yang
ninduk terus?
Si ikhwan bersikap
begini karena ilmu agamanya masih dangkal. Ia bersikap sangat reaktif tanpa Tabanyyun atau konfirmasi untuk
perbedaan –perbedaan yang ada. Padahal gurunya yang lebih senior menerima
pernedaan itu dengan lapang dada. Melihat orang yang bersidekap di perut ,ia
sinis. Yang bener itu d dada, bukan di perut, emangnye lagi kembung. Sikap ini adalah eujud dari kehidupan ikhwan
yang sangat sekuler bahkan cenderung bebas di masa lalu. Ia baru menemukan oase
di padang gersang, ingin menyelan sedalam-dalamnya. Kita melihatnya sebagai
sosok pribadi yang tangguh, militan,rela berkorban, berani mati pokoknya heroik
banget deh. Ia seperti besi yang kuat, keras dan anti patah.
Tapi dibalik
semangatnya yang menyala-nyala itu, si ikhwan besi ini sebenarnya rapuh. Bahkan
kontruksi besi sebenarnya tak sekuat penampakanya. Besi mudah teroksidasi
(bereaksi dengan oksigen) sehingga terjadilah korosi atau perkaratan. Jika besi
nggak dirawat; dilapisi cat, dijauhkan dariair dan zat-zat penyebab karat, besi
akan keropos, luruh dan terkubur dalam tanah. Nggak sedikit ikhwan yang dulinya
jaim banget sekarang jadi futur (terputus di tengah jalan). Ia kemabali ke
selera asal, jadi funky, junkie, dan jorky lagi. Dia yang dulu terlihat anti
cewek, sekarang malah TP-TP melulu. Penampilanhy metro seksual: dandy, rapi,
wangi sekali.
Haruskah mereka
ditinggalkan? Jangan ! kita bisa saja melihat ikhwan besi yang futur sebagai
sosok yang munafik atau jijay bajay capcay. Tapi , kenagan dalam komunutas
dakwak islam, masih terpatri di hatinya, ia bisa saja tertawa, padahal hatinya
menangis. Ia gembira , padahal menderita. Keadaan memaksanya berubah, dan kita
terkadang nggak mengerti situasi dan kindisi yang mengukungnya.
Pendekatan secara
personal adalah pendekatan yang tepat unruk ikhwan besi yang sedang futur. Ia
butuh teman berbagi, tempat melepaslara dan gundah. Sifat jaimnya memang masih
nyebelin banget! Tapi percayalah, kalau kita terus mendekatinya, berusaha
merangkulnya,melucuti kerak-kerakyang melumuri hatinya, insya Allah ia dapat kembali
bercahaya. Memang butuh proses panjang untuk mengembalikanya seperti sedia
kala. Tapi, Allah melihat proses, bukan hasilnya, kan?
c.
Ikhwan bambu
Ada ikhwan yang sevara fisik biasa tapi mempesona. Wajahnya
nggak sekelas para idola remaja. Anehnya dia enak dilihat, sejuk, dan asyik
banget mendengar nasehat darinya. Ia bisa saja orang yang telah banyak memiliki
ilmu agama, atau bisa jadi ia adalah sosok yang kalau menbaca Al-Quran masih
terbata-bata. Satu hal yang mereka sama-baik yangmasih dangkal atau dalam ilmu
agamanya- yaitu, merka mudah menerima nasihat, saran dan kritikan,sekalipun
datang dari orang yang lebih muda.
Setiap orang pasti pernah melakukan
kesalahan. Sayangnya , masih sedikit yang mau memperbaiki diri, susah
diingatkan, dan sulit menerima masukan dari orang lain. Untungnya, beberapa
orang sangat terbuka menrima masukan atau nasihat dari siapa pun. Swmangat
memperbaiki diri tinggi. Hari ini harus lebih n=baik dari hari kemarin. Ia
nggak pernah lelah belajar.
Ikhwan seperti ini umumnya tahan
banting, siap menghadapi segala perubahan cuaca. Ia layaknya bilah bambu.
Kokoh, tegak terpancang meskipun angin menggoyah. Seperti bambu yang memiliki
sistem perakaran serabut dengan akar rimpang, ikhwan ini berusaha tegar. Ia berusaha tegsk walaupoun oetir menggelegar. Semakin tinggi posisinya, ia tetap merunduk.
Ada kalanya ia dianggap kamoungan, kuno, kurang trendy, sama kayak bambu yang juga sudah dianggap kurang modern. Itu sebuah pilihan. Ia lebih nyaman tampil bersahaja. Lebih suka di belakang layar daripada menjadi aktor pemeran utama. Jauh dari hingar bingar dan gegap gempita selebritas. Tapi bila ia pergi, banyak orang kehilangan.
Bambu hodup berumpun. Bentuknya silindris, berbuku-buku, berongga namun kekar, berdinding keras. Bambu tumbuh bertahap, mulai dari rebung, batang muda, dan sudah dewasa pad umur 4-5 tahun. Bambu siap terbang, dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan rumah, perabotan dapur, kerajinan tangan, bahan bangunan , serta peralatan lain baik yhang sederhana sampai dengan ondustri bambu lapis, laminasi bambu, juga indistri kertas modern. Seorang ikhwan idealnya juga seperti itu. Ia berkumpul dengan orang-orang yang saleh untuk menimba ilmu, terus memperbaiki diri, bertahap tumbuh, dewasa, menyebar kesetiap penjuru bumi. Seperti bambu yang bertunas di sertiap buku-bukunya, si ikhwan juga harusbisamemberi manfaat, cahaya, dari setiap perilaku keseharianya.
Ikhwan bambu diharapkan menumbuhkan bambu-bambu muda. Bukan tiruan, tapi sosok yang mempunyai kesalehan dan kobar semangat yang nggak kalah sama. Ia lentur, mudah membaur, tanpa harus lebur. Duni membutuhkan sosok-sosok bambu yang bekerja seiimbang umtuk dinia dan surga.
I. Berdasarkan Gaya Kerjanya
Salah satu indikator kecerdasan seseorang adalah keefektifan dan keefisienannya dalam bekerja. Matindas, seorang Psikolog Perilaku Industri dan Organsasi dalam bukunya Manajemen SDM lewat Konsep AKU, menggolongkan seseorang berdasarkan pola tingkah lakunya dalam bekerja sama dengan orang lain menjadi lima gaya kerja : Gaya Komandan, Gaya Pelayan, Gaya Seniman, Gaya Birokrat dan Gaya Manajer. Dalam konteks ikhwan di sesuaikan menjadi Ikhwan Komandan, Ikhwan Pelayan, Ikhwan Seniman, Ikhwan Birokrat dan Ikhwan Manajer.
a. Ikhwan Komandan
Siap grak!
Hormat grak!
Seperti itulah teriakan komandan yang diikutu oleh seluruh bawahanya. Semua nurut aja. Gaya kerja Ikhwan Komandan mirip seperti itu. Ia sering merasa benar sendiri, merasa tahu apa yang harus ia lakukan. Gagasannya adalah hal terbaik untuk kepentingan bersama. Kalu kelompok mengikut usulanya, sukses sudsh didepan mata. Ia secara halus maupun ancaman, membujuk orang lain agarmenerima pendapatnya. Serangkaian argumen yang mendukung gagasanya keluar satu persatu sehingga gagasan Ikhewan Komandan terk=lihat sangat masuk akal untuk dilaksanakan.
Saat menjadi ketus tim kerja atau sebuah kegiatan ia menjadi pengambil keputusan dan menentukan langkah kerja anggita lainya. Apabila ada anggota tim yang ingin memlakukan sesuatu, ia perlu tahu. Seluruh prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan konsep yang telah ia rancang, nggak boleh melenceng dari kesepakatan yang telah ia tetapkan.
Jika berada pada level bawahan; sesama anggota tim kerja, ia cenderung menempatkan diri sebagai pemimpin. Ia adalah pengambil keputusan pada level yang setingkat denganya. Kepada atasan ia akan memaksakan kehendak, berpendapat bahwa tim kerjanya telah memikirkan secara matang setiap tahp pekerjaan, nggak perlu diubah lagi.
Ketika bersinggungan dengan kelompok lain, ia akan meneliti, apakah kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang akan merugikan kelomoknya atau nggak. Ia sulit percaya dengan kelompok lain, cenderung curga: kelompok lain akan merugikan. Maka dari itu ia seringmengabaikan kepentingan kelompok lain, mengutamakan kepentingan kelompoknya dengan anggapan kepentingannya adalah hal yang utama dibandingkan kepentingan orang lain.
Ikhwan Komandan adalah pejuang tangguh. Ia rela berkorban demi kepentingan diri dan kelompoknya. Ia siap adu jotos dengan pihak lain, ketika ia merasa benar. Ia nggak segan mengkritik habis-habisanpemikiran orang lain yang merugikan kelompoknya. Satu hal yang unik dari Ikhwan Komandan, ia bisa tetap tenang meskipun menghadapi ketegangan emosional yang timbul akibat permasalahandengan pihak lain. Di dadanya sudah berkobar keyakinan bahwa sikap ane ini uda bener!
b. Ikhwan pelayan
Tugas pelayan adalah melayani, memberikan yang terbaik untuk pelannganya. Ikhwan pelayan juga begitu. Iaingin orang lain menerima sikapnya, senang atas keputusanya. Kia nggak tahan bermusuhan, lebih suka tertawa dan bercanda;mencairkan suasana tegang akibat perang urat syaraf bedapendapat. Persaudaraan lebih berharga daripada persahabatan yang nggak berujung-pangkal.
Sebagai atasan atau pemimpin dalam sebush tim kerja, ia lebih
suka membujuk daripada menganncam. Ia mengemukakan ide pemikiranya degan
lembut, berusaha sesantun mungkinsehingga orang lain bisa memahami pendapatnya.
Ia menghormati pendapat orang lain, mendengarkan secara seksama, meskipun nggak
setuju. Dalam posisi yang sama sebagai anggota tim kerja, ia berusaha menahan
diri, membiarkan porang lain mengemukakan pendapatnya ggerlebih dahulu. Bila
sngat perlu, barulah ia menambahkan.
Ia giat
mempelajari kepentingan pihak lain yang diungkapkan secara terang-terangan
maupun terselubung. Kalau ada hal yang memberatkan ia menunggu orang lain
menyampaikan keberatanya. Ia berharapagar orang lain saja yang memberikan
kritik.
Dalam mengajukan
pendapat atau usulan untuk kepentinganya sendiri atau kelompoknya, Ikhwan
pelayan Cenderung hati-hati. Ia nggak ingin kepentingan pribadi atau kelompok
bertentanganatau merigikan pihak lain. Ia lebih suka memikirkan kepentingan
pribadi individu dari kelompok lain, daripada kepentingan kelompok yang diwakili
individu tersebut. Siapa tahu mereka sebenarnya keberatan dengan pendapat
kelompoknya.
Dalam menghadapi
masalah, Ikhwan Pelayan sekuat tenaga meredaka efek emosional yang timbul saat
ketegangan. Ia nggak mencari akar permasalahankenapa sampai terjadi perbedaan
pendapat. Ia lebih mendukung pemecahan masalah yang lebih didukung oleh rekan
kerjanya. Ia mementingkan hubungan baik abtar individu daripada kualitas kerja.
Ia mengorbankan kualitas kerh=ja yang seharusnya bisa optimal demi tetap
terjaganya rasa persaudaraan dalam tim kerja.
a.
Ikhwan Seniman
Citra diri seorang seniman adalah individu bebas dalam
berkreasi dan berpenampilan. Sikapnya terkesan semau gue. Nah, perilaku Ikhwan Seniman hampir serupa pada citra
seniman pada umunya. Ia kurang suka di repotkan dan enggan merepotkan. Meskipun
orang lain menganggap berat suatu pekerjaan, ia lebih suka mengerjakn sendiri
dengan cara yang yang biar ane tentuin
aje.
Ia nggaj peduli dengan hasil perundingan atau
kesepakay=tan dengan pihak lain. Sikapnya bisa saja mengangguk-angguk seolah
sepakat, padahal dalam hati ia sedanh melakukan pemindaian (scanning)l;
apakah hasil kesepakatan sesuai atau merugikan kepentinganya. Kalu sesuai ia
akan mengikuti, bila nggal silakan amabil alih. Misalnya ia tergabung dalam
divisi publikasi seminar. Ketika teman-teman satu timnya sibuk menempel poster
publikasi,ia bisa dengan santai berkata, “Area jalan Margonda biar ane aja yang
tempel, tapi afwan banget nih, mau ke
perpustakaan dulu balikin buku.”
Saat berada dalam situasi kerja yang melibatkan lebih
dari dua orang, ia cenderung malas berunding, ia cendeerubg malas berunding,
membiarkan rekan-rekan kerja timnya memutuskan sesuatu. Dia akan setuju dengan
hasil perundingan. Ia hanya ingin tahu harapan anggotta tim. Bisakah ia
memenuhinya? Jika hasil perudingan memngganggu kepentingannya ia mudah saja mengatakan nggak setuju, maka ia
ikut saja tapi mengingkari hasil perundingan. Misalnya ada rapat organisai hari
Minggu, sedangkan ia penya banyak pekerjaan pribadi di hari itu. Maka meskipun
ia mengangguk setyju ia nggak akan
datang mengikutu rapat itu.
Ikhwan seniman sering mengabaikan keinginan pihak
lain, belum ada usaha untuk tahu keinginan pihak lain. Yang penting urusan
pribadinya berjalan lancar. Ia hanya fokus pada keinginan dan kepentingan
pribadinya saja. Dia bkan tipe pencemas saat pihak lain menebar isu macam-
macam tentang kelompokya. Ia menyikapinya dengan santai : gitu aja kok repot!
b.
Ikhwan Birokrat
Ikhwan birokrat sangat memperhatikan prosedur atau
tatacara pelaksanaan sebuah pekerjaan. Ia bekerja sesuai dengan aturan yang
berlaku. Misalnya untuk mengadakan acara sekolah, ia merasa harus bicara dulu
dengan pembina OSIS, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan hingga kepala
sekolah. Dengan semang hati ia melakukanya, karena memang begitulah aturanya.
Peraturan disini bukan hanya peraturan tertulis. Norma
dan nilai standar yang berlaku di lingkungan setempat juga kebiasaan
turun-temurun dari generasi ke generasi juga menjadi pegangan; earah gerak
ikhwan Birokrat. Semangat kerjanya bisa menurun drastis bila haris melanggar
aturan.
Ribet banget ya? Pada dasarnya Ikhwan Birokrat ingin
pekerjaaanya berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan baku yang berlaku.
Ia akan menegur rekan satu tim yang bekerja diluar tata laksana.
Menurutnya,pekerjaan yang bertebtangan dengan aturan bisa membuat ia atau
timnya mendapat teguran dari atasan atau orang yang lebih berkuasa. Maka dari
itu sebelum ditegur lebih baik ia menegur lebih dulu.
Fokus setiap kerjanya adalah hasil dari pelaksanaan
prosedur, jika seorang anggota panitia bedah buku maka ia akan bekerja
sebagaimana biasa tanpa merasa perlu untuk bereaksi. Merancang acara bedah buku
cukup hadirkan penulis, pembedah, sudah. Menghadirkan artis atau dramatic reading sebagai selingan bukan
hal yang penting.
Ia bukan orang yang memikirkan kepentingan dirinya,
tapi juga nggak berusaha mengalah demi kepentingan pribadi. Sedang Ikhwan
Pelayan lebih mengutamakan kepentingan pribadi, rela mengorbankan kualitas
pekerjaan. Ikhwan Birokrat terlihat seolah memperhatikan kuelitas pekerjaan,
padahal sebeenarya ia nggak terlalu peduli dengan kualitas pekerjaan, yang
penting sesuai aturan.
c.
Ikhwan Manajer
Pada sebuah kantor yang menjalankan usah tertentu,
hanya sedikit orng yang menduduki posisi manajer. Seorang manajer memimipin tim
kerja untuk melakukan tugas tertentu.posisi manajer termasuk jabatan yang ber
derajat tinggi dalam pandangan sebagia orang.
Idealnya seorang Ikhwan memiliki gaya kerja seperti
halnya manajer yang profesional : Ikhwan Manajer. Ia menjunjungm simbioisis
mutualisme; keja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Jika
menguntungkan, semua pihak harus merasakan. Bila merugi, satu sama lain harus
bahu membahu bangkit dari keterpurukan.
Sebagai atasan atau ketua tin kerja, Ikhwan Manajer
akan menganalisa terlebih dahulu usulan bawahanya. Ia menin=mbang sejauh mana
usulan tersebut mempengaruhi kedua belah pihakyang terikat kerja sama. Harus
ada penjelasa yang masuk akal dan menguntungkan, barulah ia menyambut baik usulan
tersebut. Ketika berada dengan posisi
yang sama dengan tim yang lain ia akan mencermati pemikiran tiap anggota,
mendukung usukan dan tatacara kerja yang paling menguntungkan setiap pihak.
Ikhwan Manajer
sering bertanya. Ia merasa perlu jawaban detil, bukan penjelasan secara umum.
Ia kurang bisa memperirakan akibat-akibat yang timbul dari penjelasan secara
umum tersebut. Karena itu, soap-siapi saja berdiskusu panjang lebar denganya.
Uniknnya, Ikhwan Manajer sengat peduli dengan pihak
lawan atau orang yang bersebrangan pendapat dengan dirinya. Jika pihak lain
merugi, is merasa ikut rugu pula. Maka sebelum kerugian pihak lawan menjadi
nyata, ia segera menyusun win-win solution;
semua untung, menawarkanya padasang rival.
Dalam
menyelesaikan masalah, Ikhwan Manajer akak mempelajari panhkal masalah, apa
yang sebenarnya menimbulkan permasalahan. Dengan begitu ia berharap mendapatkan
pemecahan masalah terbaik. Untuk itu, ia bisa saja menekan pihak lain secara
halus tanpa menyakiti.
I.
Berdasarkan
Kepribadianya
Eysenck (dalam Beard dan Senior, 1980) mengemukakan dua ciri
kepribadian yaitu ekstrovert dan interovert. Kepribadian ini sangat menentukan
prestasi dan masa depan seseorang. Kepribadian terbentuk dari pengalaman yang
berkesan-baik kesan buruk maupun kesan baik- akan membangun kepribadian
seseorang. Terkait dengan sosok ikhwan maka kepribadian seorang ikhwan dibagi
menjadi :
a.
Ikhwan Ekstrovert
Ikhwan Ekstrovert menyukai kegiatan sosial. Bentuknya
bisa berupa bazar, sembako murah di tingkat RT, sampai aksi donor darah tingkat
internasional. Ia senang terlibat dalam aksi-aksi yangmemungkinkanya bertemu
dengan beragam orang dari berbagai latar belakang kehidupan.
Keberadaan
orang-orang di sekitarnya sangat berpengaruh terhadap kreatifitasnya. Ia lebih
kreatif dan optimal bekerja di tengah keramaian. Bersama teman-temannya, ia
kuat begadang sampai lewat tengah malam untuk menyelesaikan sebuah tugas
kepanitiaan. Sedangkan bila di rumah, sendirian, melihat bantal saja sudah
membuatnya terlelap sampai pagi.
Nggak perlu heran
bila Ikhwan Ekstrovert sangat berminat pada aktivitas di luar ruangan.
Demonstrasi dijalanan, kegiatan lintas alam, mendaki gunung adlah sedikit
tempat terbuka yang membuat bisa berekspresi sebebas-bebasnya. Maka dari itu
umumnya jaringan otottubuh Ikhwan Ekstrovert lebih berkembang guna mendukung
aktivitas luar ruanganya itu.
Dalam
menyelesaikan masalah, Ikhwan Ekstrovert cepat bertindak tapi kurang berfikir.
Ketika ada orang yang menfitnahnya ia langsung melabrak melakukan kontak fisik
dengan orang tersebut. Belakangan barulah ia menyadari tindakannya itu
berakibat fatal.
Bila pengalamanya
dalam sebuah lingkungan kerja masih minim, kesalahan yang ia lakukan adalah
guru berharga untuk masa depan. Ia senang berdiskusi untuk memecahkan masalah,
kurang suka memikirkan penyelesaian masalah sendirian.
b.
Ikhwan Interovert
Ikhwan Introvert bisa dikatakan mempunyai sifat yang
bertolak belakang dengan Ikhwan Ekstrovert. Ia cenderung diam, seolah hanya
memiliki sedikit kata untuk dibagi pada orang lain. Ia kurang nyaman bila
berada di tengah keramaian, lebih suka menyendiri di temoat sepi, bermain-main
dengan pikiran dan gagasanya yang berterbangan di kepalanya.
Suatu hari bisa
saja Ikhwan Interovert menghadiri pesta atau tempat-tempat keramaian. Ia akan
terlihat sering melirikjam tangan, menyelesaikan urusanya di termpat tersebut
dan langsung pergi menuju ke tempat yang lebih tenang. Dlam ketenangan itulah ia banyak merenung, baik
merenungkan dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
Ketika menghadapi
suatu masalah, Ikhwan Ekstrovert akan berpikir panjang sebelum bertindak. Ia akan meninbang baik-buruk dampak tindakan
yang akan dia lakukan. Mencari cara terbaik yang menguntungkan. Ia akan sering
terlihat termenung dengan pikiran melayang ke langit biru. Meskipun ada orang
di sampingnya, ia bisa nggak peduli sama sekali. Nggak heran bila akhirnya ia
hanya memiliki beberapa teman dekat saja.
II.
Berdasarkan
Fisik dan Pengenalan Terhadap Diri
Setiap
orang terlahir dengan rupa dan kondisi jasmani yang berbeda-beda.ada yang
secara genetis (karena keturunan dari orang tua) sedap di pandang,ada yang biasa aja, nggak sedikit pula yang
kurang enak dipandang lama-lama. Penilaian enak-enggak enak akan berbeda setiap
orang. Sebagian orang menganggap Irwansyah gantengnya minta ampun, tapi lainya
menilai Irwansyah biasa aja, ayau malah membikin pusing jika melototinya
lama-lama. Pengalaman di masa lalu sangat menentukan. Misalnya cewek yang
pernah dilecehkan oleh cowok ganteng berkumis manis bak semut berbaris, akan
mengalami trauma sehingga membenci
cowok-cowok berkumis.
Meskipun setiap orang mempunyai ukuran kecantikan dan
kegantengan yang berbeda-beda, pada umumnya kita sepakat kalau
cewek-cewekfinalis kontes ratu-ratuan umumnya cantik, cowok-cowok yang
melenggang jain di atas catwalk ganteng-ganteng. Maka, untuk membahas ikhwan
ganteng, kita perlu sepakat dulu : ikhwan ganteng adalah ikhwan yang memiliki
tubuh proporsional antara berat dan tinggi badan, enak dilihat (pokoknya,
setiap 10 cewek yang ditanya: bagaimana tampangnya? Minimal lebih dari
setengahnya akan menjawab ganteng!) dan punya semacam daya tarik tertentu yang
membuat orang ingin terus bersamanya.
a.
Ikhwan Ganteng yang Tahu Akan
kegantengannya
Ikhwan tipe ini biasany selalu berpenempilan rapi dan
serasi. Selalu bisa menyesuaikan penampilanhya dengan situasi dan kondisi. Di
acara-acara indoor; dalam masjid, dia terlihat kayak-ngustad-banget –dech.
Untuk acara outdoor seperti acara demonstrasi kenaikan BBM, penampilanya mujahid-sejati-sekali. Karena secara
alami sudah ganteng ia terlihat cocok memakai apa saja. Hebatnya penampilan
ikhwanini selalau cocok dengan sikonnya.
Dalam
keseharianya, palinhg nggak, ada dua kemungkinan perilaku ikhwan yang sadar
dengan kegantengannya. Pertama ia akan syukur dan rendah hati. Ia menganggap
kegantengan adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Bayangin saja, sementara
cowok-cowok lain bueuh amplas umtuk menghaluskan kulit, menyamarkan parut-parut
bekas jerawat, ia cukup membilas wajah dengan air wudhu, langsung bersinar
deh,seperti dipasangi bholam. Ketika bercermin ia kerap mengucapkan hamdalah,
sambil narsis: bergaya ala James Bond baru mengalahkan musuhnya. Ia tahu
beberapa (bahkan nggak sedikit akhwat maupun cewek-cewek yang fashioneble mengaggumi fisiknya. Ada rasa bangga dan
senang karena banyak kaum hawa yang menyukai penampilanya. Dia berusaha tetap
jaim dengan berusaha nggak memberikan perhatian lebih untuk para penganggumnya
yang secara non formal tergabung dalam IKAPITENG (Ikatan Pengaggum Ikhwan
Ganteng)
Kemungkinan kedua,
ikhwan ganteng menggunakan semaksimal mungkin kegantengannya untuk
tujuan-tujuan tertentu, terutama yang mengandung unsur tebar pesona. Misaknya
dalam urusan kehumasan suatu kepanitiaan. Urusan kesan pertama harus menggoda
serahkan saja padanya. Karena
kegantengannya itu ia bisa di berdayakan untuk dijadikan semacam pemikat
acara-acara yang memerlukan untuk tampil di depan umum seperti ceramah, seminar
atau pelatihan. Peran mc, moderator,
atau pembawa acara sering ia diambil alih.
Sepintas jadi
Ikhwan Ganteng emnak benget. Sudah cakep, terlihat alim lagi. Ia layaknya seleb
untuk kalangan terbatas. Menjadi idola, punya pengaggum dari tipe secret admirer sampai penggemar fanatik
yang rela membunuh tikus untuk menarik perhatiannya. Padahal nggak banyak orang
tahu, kegantengannya itu kerap menimbulkan masalah dan sangat mengganggu
aktivitas kesehariannya. Sebagai seleb, jika ia berperilaku aneh sedikit, maka
cela dan kritik pasti segera meluncur . mengupayakan keikhlasan seringkali
menjadi susah, karena belum apa-apa orang sudah memberi penilaian khusus. Maka
dari itu, daripada pusing mikirin masalah yang timbul akibat kegantengannya, ia
menikmati saja karunia dari Sang Pencipta tersebut. Sehingga timbulah kesan
bahwa ia menikmati kekaguman dari orang-orang sekitarnya.
b.
Ikhwan Ganteng yang Tidak Tahu Akan
Kegantengannya
Ikhwan yang sadar dengan kegantenggannya cenderung
memperhatikan penampilan dan merawat diri. Sebaliknya, ikhwan yang kurang menyadari
kegantengannya cenderung berpenampilan asal-asalan dan cuek. Ia tetap bisa
nyaman memakai pakaian yang sama selama seminggu, atau membiarkan rambutnya
berminnyak tanpa upaya untuk keramas apalagi creambath segala. Hebatnya, meskipun tampangnya minta ampun
kucelnya, ia tetap terlihat keren!
Ketidakpedulian si
ikhwan terhadap fisiknya dapat terjadi karena lingkungan, keluarga yang
membesarkannya tidak begitumemuja penampilan, sehinnga si ikhwan merasa
kebagusan fisik bukan sesuatu yang penting. Selama orang lain nyaman bergau
dengan dirinya dan dirinya juga merasa nyaman, untuk apa ambil pusing. Maka
nggak perlu heran bila pakaiannya terkesan murahan, warna kurang matching , modelnya jadul banget tapi
selama enak di pakaii nggak masalah.
Ikhwan seperti ini
umumnya mempunyai pemahaman iman dan taqwa lebih utama dari tampilan. Tapi
meskipun demikian, ia haris tetap dipahamkan,dalam kondisi tertentu perlu juga memperhatikan
penampilan. Apa kata dunia, kalu si ikhwan sahalat dengan sarung yang bau
sengit seperti sekarung kaus kaki yang setahun nggak dicuci. Bisa mengganggu
kekhusyukan orang lain untuk beribadah.
Bukan nggak
mungkin si ikhwan yang nggak peduli dengan kegantengngannya ini bisa berubah
menjadi sadar banget dengan kegantengngannya. Ini dapat terjadi karena ia
mendapat kepuasa pribadi ketika penampilannya berubah. Mendapat pujian misalnya.
Atau ia mendapat manfaat banyak dari perubahan penampilannya tersebut. Ketika
ia mulai mengubah cara pandang terhadap dirinya sendiri, perlu seseorang yang tetap
menasihati, agar ia nggak berubah menjadi ikhwan yang narsis.
c.
Ikhwan Tidak Ganteng yang Tahu Akan
Ketidak Gatengannya
Ikhwan yang sadar bahwa penampilannya ngepas banget
akan fokus pada hal-hal non fisik. Si ikhwan akan mencari berbagai kelebihan sehingga
ia bisa bilang: emang ane nggak
seindah bulan purnama, tapi ane banyak
hapal Qur`an, ane nggak sekeren
bintang film, tapi ane tahu banyak
tentang manajemen organisasi, tampang ane
emang standar tapi yang penting orang masih mau dengerin nasehat-nasehat ane.
Ikhwan seperti ini
sangat sadar, Yang Kuasa menilai seseorang bukan dari hidung mancung, bibir
tipis eksotis atau dada bidang dan perut six pax yang banyak di kampanyekan
media massa sebagai gambaran cowok paling keren sedunia. Ia juga yakin, seorang
akhwat sejati; pendemping hidupnya kelak nggak akan menilai penampilan
seseorang dari tampilan luar. Sekadar cakep mana bisa bikin bahagia; tampang
manis-ngeggemesin-lucu banget, bukn jaminan ia bisa memberikan rumah tangga
sakinah. Ia lebih memilih untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwanya yang
akan mebuat derajatnya tinggi di hadapanNya.
Ada kalanya si
ikhwan merasa rendah diri. Sering minder
bila harus berhubungan dengan orang-orang keren. Maka dari itu ia lebih senang
mengerjakan peran-peran di belakang layar daripada harus tampil di depan umum.
Ia semakin nyaman manakala lingkungan tempat ia menghabiskan sebagian besar
waktunya di masjid kampus, misalnya. Ia lebih mengutamakan dzikir dan pikir daripada wajah ganteng dan
penampilan tajir. Ia menemukan tampat yang mau menerimanya apa adanya, sehingga
bisa mengembangkan potensi-potensi terpendam untuk menjadi sosok yang banyak
manfaat bagi sekitarnya.
Dan karena merasa
nggak gentang, ia cukup tahu diri untuk merawat diri dan pakaian. Berusaha
semaksimalmungkin untuk menghindari bau-bau nggak sedap dari bagian tubuh
tertentu atau dari pakaian yang terpapar cairan-cairan beraroma sengit. Biar
nggak ganteng yang penting bersih dan rapi, dong! Kalau si ikhwan sudah begini
lama-lama bisaterlihat lumayan ganteng juga lho!
d.
Ikhwan Tidak Ganteng yang tidak Tau
Akan Ketidakgantengannya
Ikhwan tipe keempat ini bisa merasa nggak bersalah
ketika beberapa orang manahan napas karena bau badannya yang sengit. Baju dan
bawahannya seperti asal pakai, nggak peduli modelnyajadul banget atau warnya
yang kontaras atau kurang sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena fisik yang
kurang menunjang, pakaian dan artibrut yang ia pakai kerap memperburuk
penampilanya. Anehnya, ia terlihat tetap percaya diri, senyum sana, senyum
sini, lho.
Sepintas ikhwan
seperti ini nyebelin banget, nggak tahu diri. Tapi jangan berprasangka buruk
duu, dong. Ada beberapa penyebab yang membuat si ikhwan kurang sadar dengan
penampilannya. Salah satunya ya, karena nggak ada yang berani menasihatinya. Ia
punya konsep tentang kerapian, kebersihan dan penampilan yang berbeda dengan
kebanyakan orang. Jika ukuran rambut rapi laki-laki kebanyakan orang adalah
berpotongan pendek dan nggak mengenai telinga, menurut dia nggak begit.
Baginya, konsep ranbut rapi iti yang penting nggak semrawut seperti cowok
gondrong nggak pernah menyisir rambut. Pengetahuan agama njuga sering dijadikan
sandaran sikap, “ cowok rambut gondrong, wajar kok.rasul aja rambutnya
gondrong”.
Mau nggak mau
harus ada yang berani menegurnya, dengan cara yang baik tentunya. Menasihati
secara personal, bukan menyindirnya di depan umum. Sindiran yang menyinggung
persaannya, bukan hanya membuat jalinan persaudaraan renggang, tapi juga bisa
membuat ia makin malas memperhatikan penampilan. Sebuah pengalaman berharga
juga bisa membuat perilakunya berubah. Misanya gara-gara penampilan yang
serampangan ia gagal presentasi guna mendapatkan beasiswa. Penampilan memamng
bukan hal yang utama, tapi penampilan menampakan sebagia kepribadian seorang
ikhwan yang notabenya agen perubahan; seorang pendakwah.
Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin
Koko Nata & Denny P